KRAKATOA.ID, BANDARLAMPUNG — Komisi Keadilan Perdamaian dan Pastoral Migran Perantau (KKPPMP) Keuskupan Tanjungkarang bekerja sama dengan Talitha Kum menyelenggarakan kampanye antiperdagangan orang. Untuk itu, digelar talk show bertajuk “Kekuatan Kepedulian: Perempuan, Ekonomi, Perdagangan Manusia”. Acara berlangsung di Matow Way Hurik, Tanjungseneng, Bandarlampung, Selasa (8/2/2022).
25 orang dari berbagai komunitas mengikuti acara ini dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Selain itu, kegiatan ini juga disiarkan secara langsung melalui kanal youtube Komsos Keuskupan Tanjungkarang untuk menjangkau semua mitra jaringan di mana pun berada.
Sr. M. Tarsisia FSGM, Ketua Talitha Kum Tanjungkarang mengajak semua yang hadir untuk terlibat aktif dalam kegiatan ini. Puncak kegiatan, semua yang hadir berdoa menurut agama masing-masing, diwakili oleh peserta dari berbagai agama yang hadir dalam kegiatan ini.
Pendeta Budiman dari Gereja Kristen Indonesia (GKI) mewakili Kristen Protestan, Luke Silalahi dari Paguyupan Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) mewakili Budha, Tymu Irawan dari SBMI mewakili Islam, Desak Ketut Suastika dari Wanita Hindu Dharma Indonesia (WHDI) mewakili Hindu, dan Sr. M. Tarsisia FSGM mewakili Katolik.
Doa dilambungkan dengan ujub untuk para korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO), semoga tidak pernah lagi ada korban dan semua semakin banyak orang untuk peduli menghentikan TPPO.
Kegiatan dihadiri oleh komponen masyarakat lintas iman khususnya yang peduli terhadap korban perdagangan manusia, dengan pemantik diskusi Suzana Indriyati Caturiani, akademisi, dosen FISIP Universitas Lampung dan Tymu Irawan dari Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Lampung dengan moderator diskusi Yuli Nugrahani, Ketua KKPPMP Keuskupan Tanjungkarang.
Dalam kegiatan ini seluruh peserta menjadi narasumber yang menambahkan data, masalah-masalah dan juga peluang-peluang aksi yang sudah dan bisa dikerjakan untuk menghentikan perdagangan orang.
Peserta yang hadir antara lain dari LSM Damar, LAdA, Fatayat NU, Gusdurian Lampung, Wanita Katolik RI, orang muda Katolik, para biarawati dan sebagainya.
Ketua KKPPMP Keuskupan Tanjungkarang, Yuli Nugrahani menjelaskan pada bagian akhir, kesadaran tentang korban ingin didengungkan lewat berbagai aksi dan sosialisasi.
Menurutnya dengan adanya pandemi, masyarakat dan institusi telah menemukan kembali nilai kepedulian terhadap sesama sebagai pilar keamanan dan kohesi sosial, serta komitmen untuk menjaga ruang bersama dalam rangka mengurangi dampak buruk dari perubahan iklim dan degradasi lingkungan, yang terutama mengurangi kemiskinan.
“Kekuatan kepedulian adalah satu-satunya cara untuk mengatasi perdagangan manusia dan segala bentuk eksploitasi,” pungkas Yuli Nugrahani.***