KRAKATOA.ID, BANDARLAMPUNG — Kantor Perwakilan (KPW) Bank Indonesia (BI) Provinsi Lampung bersama Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Lampung menggelar acara Diseminasi Presidensi G20 Indonesia 2022, Minggu (27/3/2022).
Ketua Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Lampung, Dr. Agus Nompitu dalam sambutannya pada acara itu mengatakan berdiri pada tahun 1999, G20 lahir sebagai respons atas krisis ekonomi dunia pada tahun 1997-1998.
“Tujuannya adalah memastikan dunia keluar dari krisis dan menciptakan pertumbuhan ekonomi global yang kuat dan berkesinambungan,” kata Dr. Gusnom, sapaan akrab Ketua ISEI Lampung.
Menurut Dr. Gusnom, G20 adalah forum internasional yang fokus pada koordinasi kebijakan di bidang ekonomi dan pembangunan. G20 merepresentasikan kekuatan ekonomi dan politik dunia, dengan komposisi anggotanya mencakup 80% PDB dunia, 75% ekspor global, dan 60% populasi global.
“Kini, dunia kembali berada pada masa krisis multidimensional akibat pandemi COVID-19. G20 sebagai kumpulan Ekonomi utama dunia, yang memiliki kekuatan politik dan ekonomi, memiliki kapasitas untuk mendorong pemulihan ekonomi dunia,” tandasnya.
Presidensi Indonesia mengusung semangat pulih bersama dengan tema “Recover Together, Recover Stronger”. Menimbang dunia yang masih dalam tekanan akibat pandemi COVID-19, memerlukan suatu upaya bersama dan inklusif, dalam mencari jalan keluar atau solusi pemulihan sosial – ekonomi dunia.
Untuk mencapai target tersebut, Presidensi Indonesia sebagaimana kita ketahui akan fokus pada tiga sektor prioritas yang dinilai menjadi kunci bagi pemulihan yang kuat dan berkelanjutan, yaitu:
Pertama, Penguatan arsitektur kesehatan globaldalam menghadapi kemungkinan krisis kesehatan di masa depan.
Yang kedua, Transformasi Digital. yang merupakan salah satu solusi utama dalam menggerakkan perekonomian di kala pandemik. Presidensi Indonesia akan berfokus kepada peningkatan kemampuan digital (digital skills) dan literasi digital (digital literacy) guna memastikan transformasi digital yang inklusif dan dinikmati seluruh negara.
Yang ketiga, Transisi energi. Guna memastikan masa depan yang berkelanjutan dan hijau dan menangani perubahan iklim secara nyata, Presidensi Indonesia mendorong transisi energi menuju energi baru dan terbarukan dengan mengedepankan keamanan energi, aksesibilitas dan keterjangkauan.
Berlandaskan prinsip inklusivitas, Presidensi Indonesia turut mengundang negara-negara tamu dan organisasi internasional (invitees). Visinya adalah Presidensi G20 yang bermanfaat bagi semua pihak, termasuk negara berkembang, negara pulau-pulau kecil, serta kelompok rentan, dan tidak hanya demi kepentingan anggota G20 itu sendiri.Prioritas kepemimpinan Indonesia di G20, untuk mewujudkan “leave no one behind”.
Adapun Indonesia akan memegang kepercayaan menjadi Presidensi G20 untuk satu tahun, terhitung mulai 1 Desember 2021 sampai 30 November 2022 mendatang.Dengan berbagai kegiatan sepanjang tahun tersebut, tentu terdapat banyak manfaat strategis dari Presidensi G20. Potensi ini dapat diukur dari aspek ekonomi, politik luar negeri, maupun pembangunan sosial.
Pertama, diharapkan Presidensi G20 berdampak langsung bagi perekonomian, melalui peningkatan penerimaan devisa negara. Lebih dari 20 ribu delegasi internasional diperkirakan akan hadir ke pertemuan yang akan diselenggarakan di berbagai daerah di Indonesia. Diproyeksikan akan terjadi peningkatkan konsumsi domestik hingga Rp1,7 triliun, penambahan PDB nasional hingga Rp7,4 triliun, dan pelibatan UMKM dan penyerapan tenaga kerja sekitar 33 ribu di berbagai sektor, terutama untuk sektor akomodasi, makan-minum, dan pariwisata. Secara agregat, diperkirakan manfaat ekonominya dapat mencapai 1,5 – 2 kali lebih besar dari pelaksanaan IMF-WBG Annual Meetings 2018 di Bali.
Kedua, di bidang politik, sebagai Ketua G20, Indonesia dapat mendorong kerja sama dan menginisiasi hasil konkret pada ketiga sektor prioritas, yang strategis bagi pemulihan.
Ketiga, di bidang pembangunan sosial. Presidensi G20 menjadi momentum untuk tunjukkan bahwa ‘Indonesia is open for business’. Akan terdapat berbagai showcase atau event yang menampilkan kemajuan pembangunan Indonesia, dan potensi investasi di Indonesia.
“Ini adalah momentum bagi Indonesia untuk menunjukan kredibilitas kepada dunia dalam memimpin pemulihan global. Dalam diplomasi dan politik luar negeri, kredibilitas adalah modal yang sangat berharga,” tandas Ketua ISEI Lampung.
Dalam jangka panjang, Indonesia akan menjadi negara besar yang keberadaannya sangat diperhitungkan oleh negara-negara lain, baik dari sisi ekonomi, letak geografis, maupun sikap politiknya.Branding Indonesia di mata dunia akan meningkatkan confidence dari negara-negara lain terhadap Indonesia, dan Indonesia dapat menjadi central stage di kancah internasional.***