Pisang Goreng Beku Shamiya Masih “Asing” di Lampung, Laris Manis di Luar Daerah

KRAKATOA.ID, BANDARLAMPUNG — Provinsi Lampung memiliki tidak sedikit merek dan produk makanan khas yang bisa dijadikan buah tangan atau oleh-oleh. Produk tersebut beredar luas di pasaran luar daerah saat ini. Bahkah sangat sedikit yang tahu bahwa pisang goreng beku Shamiya berasal dari Bumi Ruwa Jurai.

Penggunaan nama dan juga branding rupanya berpengaruh terhadap image produk itu sendiri. Tak sedikit merek terkenal yang dijumpai di mana-mana kerap disangka produk dari luar Lampung karena namanya.

Pemilik usaha Shamiya, Mulyadi Alkahfi mengaku bahwa pisang beku yang dirintis sejak tahun 2016 ini banyak dikenal di luar Lampung, khususnya di Pulau Jawa seperti Jakarta, Bogor, Tangerang, Depok, dan Bekasi (Jabodetabek) dab Bandung.

“Jadi ada warga Lampung yang main ke luar kota ke tempat saudara disuguhkan pisang goreng Shamiya, jadi di sana begitu disuguhkan mereka konsumsi, enak katanya, tapi mereka belum tahu bahwa itu dari Lampung,” kata Mulyadi saat ditemui Krakatoa, Selasa (29/3/2022).

Pemilik UMKM pisang beku Shamiya Mulyadi Alkahfi bersama Gubernur Lampung Arinal Djunaidi. Foto : Instagram @pisanggorengshamiya.

Mulyadi mengaku akibat pandemi covid-19 beberapa tahun lalu membuat Shamiya terkenal di luar. Hampir 80% produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) miliknya dipasarkan dengan mengandalkan bantuan reseller dari luar daerah.

“Sekira awal 2020 kami memutuskan untuk memasarkan Shamiya ke reseller, dan sebagaian besar dari Jabodetabek dan Bandung,” tuturnya.

Lampung menjadi salah satu provinsi penghasil komoditas pisang terbesar di Indonesia. Hal ini yang menjadi alasan Mulyadi dan istrinya Nadya Kartika Putri memulai usahanya dari jenis buah ini. istrinya murupakan alumni Universitas Lampung, Fakultas Teknik Sipil.

“Pisang goreng beku Shamiya kita produksi setelah kami mendapat sedikit ilmu dari saudara, kita pindah ke Lampung, karena di Lampung ini bahan baku pisang itu sangat melimpah,” tandasanya.

BACA JUGA :  Grand Mercure Lampung Meriahkan Akhir Pekan dengan Paket 'All You Can Eat Meat The Grill' - Sensasi Kuliner Tak Terbatas
Pemilih usaha Shamiya, Mulyadi Alkahfi bersama Menteri BUMN Erick Thohir. Foto : Instagram @pisanggorengshamiya.

Mulyadi ingin hasil olahan usahanya ini beda dengan lainnya, tidak melulu memberikan nilai tambah dengan menjadikan keripik.

“Di Lampung ini kan pisang kebanyakan dijadikan keripik. Nah pada saat itu kita coba berinovasi setelah diajarkan kita coba membuat pisang goreng yang dibekukan,” kata Mulyadi.

Menurut Mulyadi selain dapat disantap sebagai cemilan, karena kandungan alami yang ada di pisang berupa serat, folat, kalium dan antioksidan, produk olahannya itu bisa dijadikan buah tangan.

“Shamiya bisa dibawa di mana saja, bisa dikonsumsi di mana saja. Konsumen mau makan kapan saja bisa dibawa pulang ke rumah, atau sebagai oleh-oleh buat keluarga di luar kota bisa dibawa, nanti di rumah tinggal dipanaskan, dihangatkan, bisa dinikmati bersama keluarga,” tandasnya.

Untuk varian rasa saat ini lanjut Mulyadi, hanya tersedia dua rasa yakni dari bahan baku pisang tanduk dan pisang kepok. Harga pun berdasarkan jenis pisang dan satuan beratnya.

“Kepok size medium isi 30 irisan kecil dengan harga Rp25 ribu. Kepok size large Rp45 ribu, isi 30 potong irisan besar. Selain itu, taduk premium isi 1 kg dengan harga Rp75 ribu,” jelasnya.

Ditegaskan Mulyadi, memilih bahan baku pisang yang berkualitas terbaik menjadi bagian penting dalam proses usahanya.

“Untuk bahan baku kami dapatkan dari wilayah Lampung Timur, Metro, Lampung Selatan, Pesawaran dan beberapa dari kadang dari sekitaran Bandarmapung,” jelas dia.

Pemilihan bahan baku pisang yang berkualitas terbaik menjadi bagian penting dalam proses usaha Pisang Goreng Beku Shamiya. Foto : Instagram @pisanggorengshamiya.

Saat ini dia bersyukur usahanya dapat memproduksi sekitar 250-an pack per hari.

“Kira-kira 400 kg dalam sehari kami bisa memproduksi. Bahan baku sekitar 3 ton pisang bisa kami habiskan dalam seminggu baik pisang jenis kepok dan tanduk,” katanya.

Pemilik UMKM pisang beku Shamiya ini berharap dapat memacu pelaku usaha lain untuk memanfaatkan bahan baku pisang sebagai produk olahan khas dan bisa mengharumkan nama Lampung.

BACA JUGA :  Pesan Natal 2022 KWI dan PGI Serta Tema Natal 2022 : Pulanglah Mereka Ke Negerinya Melalui Jalan Lain

“Dengan pisang yang banyak di Lampung ini, kami berharap pisang goreng Shamiya ini menjadi suatu lokomotif lah buat kita dan teman-teman bisa memproduksi bahan olahan pisang dari pisang goreng atau apa pun, kita bisa tingkatkan penjualan dan mengangkat nama Lampung sebagai penghasil pisang terbesar,” pungkasnya.

Saat ini UMKM milik pasangan suami istri Mulyadi Alkahfi dan Nadya Kartika Putri ini, mempekerjakan 20 orang karyawan.

Pisang goreng beku Shamiya bisa didapatkan di outlet resmi di Jalan Pagar Alam No.73 Kedaton, Bandarlampung. Atau bisa diorder melalui nomor 081356421274 dan DM instagram @pisanggorengshamiya.

Outlet resmi Pisang goreng beku Shamiya di Jalan Pagar Alam No.73 Kedaton, Bandarlampung.

Sementara itu Nadia Syafira dan Desi Puspitasari konsumen pisang goreng beku Shamiya mengaku ketagihan dengan cita rasa yang disajikan.

“Karna pisang goreng Shamiya Cuma ada satu di Lampung dan enak,” ungkap Nadia Syafira kepada Krakatoa, Selasa (29/3/2022).

“Rasanya enak, terus itu gurih, crispy, tahan lama, bisa dibawa jadi oleh-oleh,” kata Desi Puspitasari.

Warga Bandarlampung ini mengaku sering membeli pisang goreng beku Shamiya untuk dijadikan oleh-oleh.***