KRAKATOA.ID — Pernahkah kalian melihat pertengkaran yang melibatkan unsur SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan)? SARA kerap kali dianggap sebagai isu sensitif karena sering menimbulkan perselisihan hingga perperangan dapat menyebabkan perpecahan hingga menimbulkan korban jiwa. Indonesia yang terkenal dengan keberagamannya tentu tidak luput dari perselisihan terkait SARA. Hal ini sangat tidak sejalan untuk membangun karakter bangsa Indonesia.
Lalu bagaimana caranya membangun karakter bangsa? Salah satu cara yang menjanjikan adalah dengan pendidikan multikultural. Pendidikan multikultural adalah suatu kebijakan yang mengajarkan bahwa masyarakat harus menghargai dan menjunjung tinggi adanya perbedaan, termasuk perbedaan etnis, suku bangsa, bahasa, dan kultur di masyarakat. Hal ini menjadi penting untuk membangun karakter bangsa karena dilakukan dengan membentuk pola pikir, perilaku, tindakan dan pembiasaan sehingga munculnya kesadaran nasional Indonesia.
Pembangunan karakter bangsa ini diperlukannya upaya maksimal dan dilakukan sejak dini pada setiap individu. Pembangunan karakter ini juga sangat dipengaruhi oleh lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, serta lingkungan yang lebih luas lagi yaiu bangsa dan negara. Berikut adalah langkah awal yang dapat diterapkan untuk membangun karakter bangsa, 1) Melatih anak sejak dini memahami orang lain di sekitarnya, 2) Membudayakan komitmen berbangsa dan bernegara, 3) Melatih warga bangsa mampu hidup dalam keberagaman, 4) Melatih kemampuan untuk memahami ideologi, 5) mengembangkan dan melestarikan tradisi, dan 6) Mewajibkan media massa mengambil peran dalam membangun karakter bangsa.
Sedangkan untuk pengaplikasiannya di sekolah, bisa dilakukan dengan pengembangan topik-topik pembelajaran berbasis multikultural, harus tetap berpedoman pada kurikulum yang berlaku untuk masing-masing mata pelajaran, kemudian dikembangkan dan dimasukkan muatan-muatan dengan semangat multikultural. Sebagai pendidik, guru seharusnya menintegrasikan nilai-nilai multikultural di sela pembelajaran di kelas. Hal ini dilakukan untuk menanamkan pengetahuan yang luas bagi peserta didik. Sebab dengan wawasan yang luas tentang keberagaman budaya, kehidupan, persahabatan, pengetahuan, peserta didik akan tumbuh menjadi orang yang inklusif, mudah menerima yang berbeda, toleran dan menghargai orang lain. Selain itu, mudah beriteraksi dengan lingkungan yang baru ataupun yang kompleks.
Dalam sebuah penelitian dibahas bagaimana sebuah konsep pendidikan yang menyenangkan (fun), menghargai alam (eco), dan mengangkat kekuatan berusaha (preneur) yang disingkat menjadi sebuah konsep fun-eco preneur education dengan pendekatan multikultural. Sistem pendidikan ini hendaknya diperkuat dengan pendidikan karakter untuk membekali para siswa dengan pengetahuan dan pengalaman untuk mampu menghargai perbedaan dan bertahan dalam mencapai tujuannya. Pada akhirnya manfaat pendidikan multikultural ini tidak sekedar memahami dan menghormati multikultural, tetapi diharapkan para peserta didik juga memiliki karakter yang kuat untuk selalu bersikap demokratis, humanis, dan pluralis. Ketika karakter yang disebutkan di atas sesuai dengan karakter bangsa Indonesia yang merupakan perwujudan dan pengamalan Pancasila.
Dunia yang menuntut adanya multikulturalisme karena dalam perbedaan-perbedaannya, suka maupun tidak suka manusia-manusia dengan segala perbedaannya harus berhubungan satu sama lain. Dalam multikulturalisme, manusia memang harus saling menghargai perbedaan-perbedaan yang dimilikinya. Segala bentuk perbedaan yang merupakan karunia harus dijaga dan dihormati keberadaannya. Oleh karena itu, sikap memahami perbedaan juga memunculkan keragaman pandangan atas permasalahan bersama yang menjelma menjadi kekuatan moral bersama dan energi yang luar biasa untuk mewujudkan kemajuan bangsa. Singkatnya, keberagaman bukannya menjadi sumber konflik, tetapi sebaliknya sebagai suatu sinergi yang dapat menjadi kekuatan dahsyat jika dikelola dengan baik.***
Penulis : Iip Istirahayu
Dosen STKIP Singkawang