Cerita Bripka Nur Meiyanto Saat Kibarkan Bendera Merah Putih di Puncak Gunung Soemantri Papua

KRAKATOA.ID, PESAWARAN — Bripka Nur Meiyanto, Bhabinkamtibmas Desa Roworejo Kecamatan Negeri Katon, Kabupaten Pesawaran pernah mengibarkan bendera merah putih di Puncak Gunung Soemantri, Papua, pada 10 Juli 2020 lalu.

Bripka Nur Meiyanto bersama rekan satu tim yang dipimpin AKP Jemmy Yudanindra tergabung dalam Satuan Tugas Operasi Amole 1 Tahun 2020 dengan Kepala Operasi Kombes (Pol) Donyar Kusumadji, Satuan Brimob Lampung dan Yogyakarta berada di objek vital PT. Freeport Indonesia.

Menurut Nur Meiyanto, satu bulan sebelum pendakian dimulai, dia bersama rekan satu timnya melaksanakan latihan fisik untuk penyesuaian oksigen dalam paru-paru supaya kondisi badan tetap sehat dan prima.

“Apalagi untuk daerah pegunungan suhunya bisa mencapai 0 derajat celcius, ini semata-mata untuk kebaikan diri sendiri karena medan yang akan dilewati bukan hanya lama dan sulit tetapi juga berbahaya. Yang pasti butuh taktik dan teknik khusus untuk berhasil sampai di puncak gunung es,” kata Bripka Nur Meiyanto kepada Krakatoa, Sabtu (27/8/2022).

Nur Meiyanto melalui jalur pendakian yang sulit, mulai dari medan datar, curam, tebing dalam, naik turun bukit, kanan kiri dinding bukit, bebatuan tajam, hingga lapisan es gletser di puncak gunung

“Walaupun di sini tidak terlihat pemandangan hijaunya alam namun jalur pendakian tetap mempunyai pesona daya tarik tersendiri untuk dijadikan kenangan,” kenang Nur Meiyanto.

Siang sebelum pendakian, lanjut Nur Meiyanto, timnya sudah bergerak dari Ridge Camp 72 menuju Pos Grasberg dengan menggunakan trem gantung, istirahat dan bermalam di sana.

“Setelah menunaikan salat subuh kami berangkat menggunakan bus didrop ke Bali Dump. Bali Dump merupakan area perbatasan PT. Freeport Indonesia tempat start dan finish perdakian kami,” jelasnya.

BACA JUGA :  Desa Roworejo Pesawaran Lakukan Rekrutmen dan Seleksi Perangkat Desa Secara Transparan

Pagi hari yang cerah berawan diawali dengan doa bersama dan pengarahan dari Komandan Kompi, AKP Jemmy Yudanindra.

“Pagi ini kita akan bergerak menuju Puncak Es Soemantri, mohon rekan-rekan tidak ada yang sesumbar, kita berangkat 13 personil – kembali juga 13 personil, tetap waspada dan hati- hati,” kata AKP Jemmy Yudanindra waktu itu.

Bripka Nur Meiyanto, Bhabinkamtibmas Desa Roworejo Kecamatan Negeri Katon, Kabupaten Pesawaran saat di puncak Gunung Soemantri Papua, pada 10 Juli 2020 lalu.

Berbekal makan minum dan perlengkapan pribadi, pukul 06.30 WIT rombongan start bergerak menuju puncak gunung es dengan formasi banjar taktis patroli tempur, satu regu dibagi tiga kelompok (depan, tengah dan belakang).

“Sementara empat personil kelompok depan dipimpin Batis sebagai pembuka jalan dan sterilisasi jalur lintas, lima personil berada di tengah dengan komando Komandan Kompi dan empat personil kelompok belakang di pimpin WaDanru sebagai penyapu,” terang Nur Meiyanto.

Satu persatu danau besar dan kecil dilewati. setelah melewati danau ketiga terpampang di depan mata bukit tinggi untuk dilintasi. Lokasi ini lanjut Nur Meiyanto dikenal dengan nama Pintu Angin.

“Di Pintu Angin inilah mental dan fisik para pendaki diuji. Tidak sedikit para pendaki mundur teratur balik kanan tidak kuat untuk melanjutkan perjalanan. Dengan penuh kesabaran dan tekad bulat kami dapat melewati pintu angin dengan lancar tidak ada kendala,” kata Nur Meiyanto.

Nur Meiyanto dan teman-teman satu timnya kembali melintasi danau-danau hingga sampai ke base camp tempat istirahat.

“Sembari makan dan minum kami menikmati pemandangan yang indah diiringi hempasan angin dingin awan bersalju, dari base camp ini terlihat jelas hamparan es di puncak gunung baik puncak Cartenzs Pyramid maupun Soemantri dan Soekarno,” ungkapnya.

Setelah lebih kurang 15 menit istirahat, Nur Meiyanto bersama rekan satu timnya melanjutkan perjalanan menuju puncak gunung es.

BACA JUGA :  Arab Saudi Kerahkan Robot dan AI untuk Memperlancar Ibadah Haji

“Dengan tertatih-tatih, selangkah demi selangkah pada pukul 10.30 WIT, kami tiba di Puncak Gunung Es Soemantri.”

“Ucapan dan sujud syukur kepada Sang Pencipta kami lakukan, yang telah memberi kesempatan kepada kami menginjakan kaki di hamparan Es Salju Abadi tanah Papua, tidak terasa airmata kami pun jatuh ke bumi bersama luruhnya es abadi,” kata Nur Meiyanto.

Lebih kurang satu jam timnya berada di Puncak Soemantri dan sepakat segera kembali turun karena hujan salju sudah mulai datang.

“Perlahan, waspada dan hati-hati dengan formasi yang sama kami pun berjalan turun meninggalkan hamparan es salju abadi, pada pukul 16.30 WIT kelompok WaDanru atau penyapu tiba di start finish Bali Dump.”

Kendaraan bus penjemput telah standby untuk mengantarkan rombongan kembali ke Pos Grasberg dan melaksanakan tugas selanjutnya.

Sebagai informasi, Gunung Sumantri dikenal juga dengan nama lengkap Gunung Soemantri Brodjonegoro. Gunung yang berada di Papua ini memiliki ketinggian sekitar 4.870 mdpl. Gunung Soemantri berada tidak jauh dari Gunung Puncak Jaya tepatnya sekitar 2 kilometer di sebelah utara.***