Renungan Hari Rabu Abu : Berdoa dan Puasa

Oleh : RD. Piet Yoenanto SW (Pastor Kepala Paroki Santo Thomas Rasul, Bandar Sribhawono)

Sahabat, hari ini adalah hari Rabu Abu, tanda dimulainya masa Prapaskah, Masa “Retret Agung”, masa penuh rahmat. Hari ini dahi kita akan diolesi dengan abu, sebagai tanda bahwa kita berasal dari abu dan akan kembali menjadi abu, sekaligus tanda ajakan untuk tekun berdoa, berpuasa dan beramal kasih. Bacaan pertama diambil dari nubuat Yoel, yang bertemakan ‘Koyakkanlah hatimu dan jangan pakaianmu’. Yoel mengajak kita untuk bertobat dengan disertai niat yang ikhlas. Karena itu perlu diungkapkan dengan berpuasa dan berpantang secara lahiriah. Dengan begitu, belas kasih Allah dapat diandalkan; Dialah satu-satunya Allah yang benar dan setia menepati janji-Nya. Yoel menandaskan, koyakkanlah hatimu dan jangan pakaianamu. Sedangkan Paulus, sebagaimana disampaikan kepada Jemaat di Korintus, mengajak supaya kita berdamai dengan Allah, karena hari ini adalah hari penyelamatan: “Berilah dirimu didamaikan dengan Allah!”

Matius, dalam Injilnya pada hari Rabu Abu ini, menambahkan apa yang disampaikan dan diajarkan oleh Yoel. Kesungguhan hubungan kita dengan Allah sangat ditekankan. Tiga hal yang ditandaskan, ialah puasa, amal dan doa. Dari tiga hal ini akan tampak kepatuhan kita kepada kehendak Bapa, sebagaimana menjadi ajaran dan perintah-perintah-Nya. Kita harus menghindari dan menjauhi sikap sok suci dan pamer. Hendaknya kita mengusahakan sikap rendah hati dan hidup terbuka terhadap Tuhan. Bila berdoa, kita tidak boleh pamer, tetapi harus di tempat tersembunyi, masuk kamar dan tutuplah pintu. Bila berpuasa, jangan bermuka muram, juga minyakilah rambut kepalamu dan cucilah mukamu. Bila kita bersedekah atau beramal, tidak perlu diteriakkan, diwartakan, melainkan ‘jangan diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu, hendaklah sedekah, amalmu itu diberikan dengan tersembunyi.

BACA JUGA :  Bali Resmi Pungut Pajak Elektronik Rp150.000 untuk Turis

Sahabat, hari ini kita memulai masa Prapaskah. Masa Prapaskah merupakan saat yang paling tepat untuk menjawab seruan rahmat Allah pada umat-Nya. Jawaban tersebut selayaknya diwujudkan dalam sikap tobat yang disertai niat yang ikhlas dan diungkapkan dalam tindakan puasa, amal dan doa. Sikap hidup terbuka pada Tuhan pun hendaknya selalu diusahakan karena Dialah satu-satunya Allah yang benar dan setia menepati janji-Nya.

Bapa, bantulah kami umat-Mu untuk memulai masa Prapaskah, masa penuh rahmat ini dengan berpuasa, beramal dan berdoa. Semoga dengan pengendalian diri, kami memperoleh kekuatan untuk mengalahkan kelesuan rohani. Dengan pengantaraan Tuhan kami Yesus Kristus, yang hidup dan berkuasa kini dan sepanjang segala masa. Amin.

Tuhan memberkati. Selamat Menjalani Masa Prapaskah.***