Agritech Gokomodo Salurkan 2% dari Ketersediaan Pupuk Nasional

● Gokomodo sebagai perusahaan agritech Indonesia yang umurnya belum genap 4 tahun,
berhasil menyalurkan lebih dari lebih dari 250 metrik ton pupuk dan bahan agri-input
lainnya di tahun 2022.
● Gokomodo menyalurkan sekitar 2 persen dari ketersediaan pupuk secara nasional.
● Pencapaian ini memberikan optimisme agar pelaku agritech mampu memberikan kontribusi lebih besar dalam mengatasi tantangan defisit pupuk nasional yang masih mengalami kekurangan sebanyak 3,2 juta ton.

KRAKATOA.ID, JAKARTA – Di tengah isu ketahanan pangan dan ketersediaan pupuk di Indonesia yang dikabarkan masih mengalami defisit, ternyata sektor agritech mulai mampu memberikan kontribusi yang cukup berarti.

Menurut keterangan Presiden Jokowi yang disiarkan secara virtual tanggal 10 Maret 2023, kebutuhan pupuk di Indonesia saat ini adalah sebesar 13 juta ton, namun masih memiliki defisit sekitar 3,2 juta ton. Kebutuhan yang terpenuhi didapatkan dari produksi pabrik di dalan negeri 3,5 juta ton dan sisanya impor 6,3 juta ton.

Sampai dengan penghujung tahun 2022, Gokomodo sebagai perusahaan agritech yang dibangun pada tahun 2019, tercatat sudah menyalurkan lebih dari 250 ribu ton bahan agri-input yang sebagian besar merupakan pupuk kepada petani maupun perusahaan agribisnis. Penyaluran tersebut dilakukan melalui jaringan distribusi fisik serta layanan digital terpadu, yang dibangun dengan menggandeng Toko Tani serta Koperasi Unit Desa (KUD) di Pulau Jawa, Kalimantan, Sumatera serta Sulawesi.

Dengan demikian, bahan agri-input sejumlah 250 ribu ton yang terkirim melalui Gokomodo sudah dapat memberikan kontribusi sekitar 2 persen dari seluruh persediaan pupuk di tanah air, padahal Gokomodo sendiri masih tergolong cukup baru, belum genap 4 tahun bergerak di bidang agritech dan itu merupakan hal yang luar biasa.

BACA JUGA :  “Kue Cucur” Meluncur di Pringsewu, Ajak Pilih Pemimpin Visioner

“Dari awal, Gokomodo memang dibangun dengan tujuan untuk memberdayakan petani dan korporat di bidang agribisnis untuk dapat mengakses produk agri-input dengan lebih cepat, pilihan yang lebih bervariasi, dan harga yang bersaing” tutur Samuel Tirtasaputra selaku Co-founder dan CEO Gokomodo.

Termasuk diantaranya Gokomodo menghadirkan pilihan produk pupuk impor maupun domestik yang berkualitas, dan juga terlacak pengirimannya dengan memanfaatkan teknologi digital, sehingga mutu dan kualitas lebih terjamin. Gokomodo pun sangat terbuka untuk berkolaborasi dengan mitra lain, termasuk pelaku agritech lainnya yang memiliki tujuan serta nilai yang sama, yaitu untuk memajukan memberdayakan petani serta ekonomi daerah.

“Seperti yang sudah diketahui, pupuk yang yang tidak dapat terjamin kualitasnya menjadi salah satu kendala bagi petani dalam meningkatkan produktivitas,” lanjut Samuel, yang memiliki jam terbang lebih dari 15 tahun sebagai eksekutif di salah satu perusahaan agribisnis terkemuka.

“Untuk itu, dibutuhkan upaya dari seluruh pihak, dimana saya cukup optimis bahwa Gokomodo bersama para pelaku agritech lainnya dapat memberikan kontribusi untuk menjadikan sektor agribisnis dan petani Tanah Air semakin produktif dan bersaing, bahkan di ranah global.”***