Dr. Agus Nompitu, S.E., M.T.P. (Ketua ISEI Cabang Lampung)
Dr. Usep Syaipudin, S.E., M.S.Ak. (Sekretaris ISEI Cabang Lampung)
KRAKATOA.ID, BANDARLAMPUNG — 5 Mei 2023 yang lalu, Badan Pusat Statistik (BPS) telah merilis Berita Resmi Statistik (BRS) Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Lampung triwulan I-2023. Berdasarkan BRS tersebut, Ekonomi Provinsi Lampung berdasarkan besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku triwulan I-2023 mencapai Rp105.586,12 miliar dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp63.859,98 miliar. Jika dibandingkan dengan ekonomi Provinsi Lampung triwulan sebelumnya (q-to-q), ekonomi Provinsi Lampung mengalami pertumbuhan sebesar 0,79 persen. Kinerja ekonomi Provinsi Lampung pada triwulan I-2023 menjadikan Lampung sebagai satu-satunya provinsi dengan laju pertumbuhan ekonomi yang positif, sekaligus menjadi yang tertinggi di Pulau Sumatera.
Dari sisi produksi, Pertanian, Kehutanan dan Perikanan merupakan lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan tertinggi, yaitu sebesar 8,13 persen. Selanjutnya, lapangan usaha Jasa Keuangan yang tumbuh sebesar 6,09 persen. Sementara itu, beberapa lapangan usaha mengalami kontraksi pertumbuhan, terdalam terjadi pada lapangan usaha Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib yang mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 12,54 persen, serta lapangan usaha Real Estate mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 9,15 persen.
Struktur PDRB Provinsi Lampung menurut lapangan usaha triwulan I-2023 masih didominasi oleh lapangan usaha Pertanian, Kehutanan dan Perikanan dengan kontribusi sebesar 26,97 persen. Selanjutnya Industri Pengolahan (18,17 persen), serta Perdagangan Besar-Eceran dan Reparasi Kendaraan Mobil-Sepeda Motor (14,03 persen). Peranan ketiga lapangan usaha tersebut dalam perekonomian Provinsi Lampung triwulan I-2023 mencapai 59,16 persen.
Dari sisi pengeluaran, Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nonprofit yang Melayani Rumah Tangga (PK-LNPRT) merupakan komponen yang mengalami pertumbuhan tertinggi, yaitu sebesar 0,72 persen.
Selanjutnya komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PK-RT) sebesar 0,55 persen. Komponen lainnya mengalami kontraksi, antara lain Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PK-P) sebesar 43,87 persen; Komponen Ekspor Barang dan Jasa sebesar 6,54 persen; dan Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 3,25 persen. Di sisi lain, Komponen Impor Barang dan Jasa sebagai faktor pengurang dalam PDRB juga mengalami kontraksi sebesar 14,21 persen.
Struktur PDRB Provinsi Lampung menurut pengeluaran triwulan I-2023 juga masih didominasi oleh komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PK-RT) sebesar 63,43 persen. Selanjutnya komponen Ekspor Barang dan Jasa sebesar 50,53 persen; Komponen PMTB sebesar 32,96 persen; Komponen PK-P sebesar 5,07 persen; Komponen PK-LNPRT sebesar 1,70 persen; dan Komponen Perubahan Inventori sebesar 0,68 persen. Sementara itu, Komponen Impor Barang dan Jasa sebagai faktor pengurang dalam PDRB memiliki peran sebesar 54,37 persen.
Secara tahunan, ekonomi Provinsi Lampung triwulan I-2023 terhadap triwulan I-2022 (y-on-y) mengalami pertumbuhan sebesar 4,96 persen. Berada pada peringkat empat di Pulau Sumatera. Dari sisi produksi, pertumbuhan positif dicapai oleh sebagian besar lapangan usaha, terutama lapangan usaha Transportasi dan Pergudangan yang tumbuh sebesar 25,80 persen. Selanjutnya lapangan usaha Jasa Lainnya, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum, serta Perdagangan Besar Eceran dan Reparasi Kendaraan Mobil-Sepeda Motor juga tumbuh signifikan masing-masing mencapai 22,16 persen, 14,37 persen dan 14,29 persen. Sementara itu, beberapa lapangan usaha mengalami kontraksi pertumbuhan terutama pada lapangan usaha Jasa Keuangan, serta Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial yang terkontraksi masing-masing sebesar 5,00 persen dan 2,94 persen.
Sementara dari sisi pengeluaran, pertumbuhan positif terjadi pada semua komponen pengeluaran. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada Komponen Ekspor Barang dan Jasa sebesar 10,12 persen; diikuti Komponen PK-LNPRT sebesar 6,90 persen; Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PK-RT) sebesar 4,88 persen; Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PK-P) sebesar 3,01 persen; dan Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 2,83 persen. Sementara itu, Komponen Impor Barang dan Jasa (yang merupakan faktor pengurang dalam PDRB menurut pengeluaran) tumbuh sebesar 8,08 persen.
Ketenagakerjaan Provinsi Lampung Februari 2023 “Pengangguran Turun, Upah Naik”
Berdasarkan Sakernas Februari 2023 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebagai indikator untuk mengukur tenaga kerja yang tidak terserap oleh pasar kerja dan menggambarkan kurang termanfaatkannya pasokan tenaga kerja mengalami penurunan sebesar 0,13 persen dibandingkan dengan Februari 2022. TPT Provinsi Lampung Februari 2023 sebesar 4,18 persen. Hal ini berarti dari 100 orang angkatan kerja, terdapat sekitar empat orang penganggur. Pada Februari 2023, TPT Lampung merupakan TPT terendah ketiga di Pulau Sumatera.
TPT dari tamatan Sekolah Menengah Kejuruan merupakan yang paling tinggi dibandingkan tamatan jenjang pendidikan lainnya yaitu sebesar 8,43 persen. Sedangkan TPT yang paling rendah adalah mereka dengan pendidikan Sekolah Dasar (SD) ke bawah yaitu sebesar 1,46 persen. Dibandingkan Februari 2022 kenaikan TPT dialami pada jenjang pendidikan SMP (0,82 persen poin), SMK (1,09 persen poin) dan Diploma/Universitas (2,28 persen poin), sedangkan untuk jenjang pendidikan lainnya mengalami penurunan, yakni jenjang pendidikan SD ke bawah mengalami penurunan sebesar 0,73 persen poin dan SMU sebesar 1,41 persen poin.
TPT perkotaan sebesar 5,74 persen lebih tinggi dari TPT di perdesaan (3,45 persen). Dibandingkan Februari 2021, TPT perkotaan turun sebesar 2,31 persen poin sedangkan perdesaan naik sebesar 0,48 persen poin. Jika dibandingkan Februari 2022, TPT perkotaan mengalami penurunan sebesar 0,83 persen poin sedangkan TPT perdesaan naik sebesar 0,17 persen poin. TPT laki-laki sebesar 4,11 persen, lebih rendah dibanding TPT perempuan yang sebesar 4,29 persen. Jika dibandingkan Februari 2022, TPT laki-laki turun sebesar 0,09 persen poin dan TPT perempuan turun sebesar 0,19 persen poin.
Terkait dengan upah, berdasarkan SK. Gubernur Lampung Nomor : G/720/V.08/HK/2022 tentang Penetapan Upah Minimum Provinsi Lampung Tahun 2023, UMP Provinsi Lampung tahun 2023 ditetapkan sebesar Rp2.633.284,59. Meningkat sebesar 7,90 persen (Rp192.798,41,-), dari tahun 2022 (Rp2.440.486,18,-). SK. Gubernur Lampung tersebut mulai berlaku pada 1 Januari 2023, dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam keputusan tersebut, maka akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.
Bangkitnya Sektor Pertanian Sebagai Sektor Basis Ekonomi Lampung “Peluang Dan Tantangan Ke Depan”
Pada triwulan I-2023, Pertanian, Kehutanan dan Perikanan merupakan lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan tertinggi, yaitu sebesar 8,13 persen. Dengan kontribusinya dalam pembentukan PDRB Provinsi Lampung triwulan I tahun 2023 sebesar 26,97 persen atau tertinggi jika dibandingkan dengan lapangan usaha lainnya, menjadikan lapangan usaha Pertanian, Kehutanan dan Perikanan sebagai sumber utama pertumbuhan ekonomi Lampung pada triwulan I tahun 2023. Hal itu menjadi sinyal positif adanya kebangkitan sektor basis ekonomi Lampung setelah dua triwulan sebelumnya selalu terkontraksi.
Seiring dengan laju pertumbuhan pada lapangan usahanya, Nilai Tukar Petani (NTP) sebagai salah satu indikator untuk menunjukkan daya tukar dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi juga tercatat selalu mengalami peningkatan selama triwulan I tahun 2023 ini. NTP Lampung bulan januari 2023 adalah sebesar 103,29 atau naik 1,08 persen dari NTP bulan desember 2022. NTP provinsi lampung februari 2023 sebesar 103,63 atau naik 0,32 persen, maret 2023 sebesar 104,29 atau naik 0,64 persen, dan April 2023 sebesar 104,32 atau naik 0,03 persen.
Dari sisi ketenagakerjaan, berdasarkan hasil Sakernas Februari 2023, lapangan usaha Pertanian, Kehutanan dan Perikanan merupakan lapangan usaha paling banyak menyerap tenaga kerja di Provinsi Lampung selama Februari 2022 – Februari 2023, yaitu sebanyak 177,81 ribu orang. Mengalami peningkatan kontribusi sebesar 3,38 persen dari Februari 2022. Distribusi tenaga kerja pada lapangan pekerjaan Pertanian, Kehutanan dan Perikanan merupakan yang tertinggi di Provinsi Lampung, yaitu sebesar 45,92 persen.
Tantangan pembangunan Provinsi Lampung kedepan khususnya pembangunan sektor pertanian tidaklah mudah. Dalam proyeksi ekonomi global, sejumlah lembaga asing seperti Bank Dunia, IMF dan ADB telah menggaungkan peringatan dini terhadap potensi ancaman resesi ekonomi global tahun 2023.
Krisis ekonomi yang sudah terjadi di beberapa negara saat ini menjadi indikasi nyata terhadap kemunculan resesi tersebut. Bahkan, lembaga riset di Amerika Serikat (AS) bernama Ned Davis Research sebagaimana dikuti dari www.cnbcindonesia.com (29 September 2022), membuat model perhitungan kemungkinan terjadinya resesi global di 2023. Hasilnya mencengangkan, kemungkinan terjadinya resesi global di 2023 mencapai 98,1%.
Tingginya inflasi di banyak negara saat ini disebabkan oleh minimnya suplai barang untuk mencukupi jumlah permintaan yang meningkat, terlebih di tengah perang Rusia-Ukraina. Berdasarkan Kajian Tengah Tahun Institute for Development of Economics and Finance (Indef), perang Rusia vs Ukraina disinyalir berpengaruh sangat besar terhadap pemangkasan pertumbuhan ekonomi global. Indef menilai bahwa invasi Rusia ke Ukraina menyebabkan adanya pembatasan akses gas, minyak, dan komoditas, sehingga imbasnya terjadi kenaikan harga energi, komoditas, hingga pangan. Kondisi itu tidak hanya mengganggu perekonomian di wilayah Eropa Timur, tetapi juga terhadap dunia secara keseluruhan.
Di dalam negeri, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati kembali mengingatkan risiko yang akan mengintai perekonomian dunia pada tahun 2023. Bahkan Sri Mulyani menegaskan bahwa tantangan-tantangan masyarakat dan ekonomi yang continuously dibawah tekanan dan shock ini bukan kaleng-kaleng, “shock-nya sangat besar, jika APBN sendiri tidak tahan, APBN-nya jebol duluan, kalau APBN jebol duluan, ekonomi ikut jebol,” katanya, Jumat (18/10/2022). Hal senada turut dikemukakan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Luhut mengatakan ada kemungkinan yang cukup besar resesi akan terjadi pada tahun depan. OJK bahkan memproyeksikan resesi global akan terjadi lebih cepat. “Tapi yang tidak bisa kami prediksi ialah seberapa serius resesi dan berapa lama itu akan berlangsung,” ujar Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar seperti dikutip dari Antara, Kamis (6/10).
Namun demikian, perang Rusia-Ukraina masih memberikan dampak positif bagi ekonomi Indonesia dan Provinsi Lampung. Terganggunya rantai pasok dunia akibat perang tersebut memberikan berkah terhadap kenaikan harga komoditas dunia seperti palm oil, batu bara dan nikel yang memang merupakan salah satu produk unggulan Indonesia. Provinsi Lampung sebagai salah satu daerah yang bercorak agraris memiliki potensi tinggi terhadap komoditas palm oil hasil produksi perkebunan kelapa sawit turut memetik keuntungan dari peristiwa tersebut.
Oleh karena itu, berbagai upaya untuk meningkatkan produksi dan produktivitas sektor basis Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan beserta turunannya harus ditingkatkan. Salah satunya melalui peningkatan pembangunan infrastruktur baik itu infrastrukur pertanian seperti bangunan penyedia air irigasi (dam, sumur pompa), saluran irigasi dan drainase serta jalan pertanian maupun infrastrukutr non pertanian namun terkoneksi dengan infrastruktur pertanian.
Presiden Joko Widodo dalam kunjungan ke Provinsi Lampung pada hari Jumat (5/5/2023) yang lalu mengatakan pentingnya pembangunan infrastruktur jalan dalam rangka menurunkan biaya logistik dalam rangka menurunkan biaya logistik di pasar. Menindaklanjuti hal itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam unggahan instgramnya menyebutkan bahwa anggaran Program Penyelenggaraan Jalan APBD 2023 Provinsi/Kabupaten/Kota di seluruh Lampung yang mencapai Rp2,16 triliun. Anggaran khusus Provinsi Lampung saja mencapai Rp886,8 miliar. Anggaran ini belum termasuk APBN.
Menurutnya, belanja Kementerian PUPR untuk pembangunan dan pemeliharaan Jalan Nasional dengan alokasi sebesar Rp588,7 miliar untuk tahun 2023 dan sudah terealisasi Rp 81,6 miliar hingga 2 Mei 2023. Realisasi tahun 2022 sendiri mencapai Rp 508,1 miliar. Kemudian, transfer dana dari Pusat ke Pemda untuk pembangunan jalan (DAK Fisik) tahun 2023 di Provinsi/Kabupatan/Kota seluruh Lampung mencapai Rp 402,44 miliar untuk 231,9 km jalan. DAK ini telah dialokasikan untuk 3 ruas jalan, yakni jalan Belimbingsari-Jabung sepanjang 4,17 km dengan nilai Rp 16,98 miliar, Liwa – BTS Sumatera Selatan 4,8 km sebesar Rp 13,33 miliar, dan SP Sidomulyo-Belimbingsari 4 km sebesar Rp 20,13 miliar.
Gubernur Arinal Djunaidi dalam Rapat Koordinasi Penanganan Jalan/ Jembatan di Provinsi Lampung, di Hotel Golden Tulip, Kamis (4/5/23) mengungkapkan, pembangunan infrastruktur jalan merupakan salah satu program prioritas Pemerintah Provinsi Lampung. Pada RPJMD Provinsi Lampung 2019-2024, misi ke-4 mengamanatkan untuk “Mengembangkan Infrastruktur Guna Meningkatkan Efisiensi Produksi dan Konektivitas Wilayah”. Misi ini pun didukung 33 Agenda Kerja Utama melalui program Infrastruktur Lampung Berjaya. Termasuk di dalamnya, sektor infrastruktur jalan harus terus dibenahi dan ditingkatkan, mengingat pembangunan infrastruktur jalan merupakan salah satu sarana yang paling mendasar untuk menunjang kelancaran distribusi barang ditingkat masyarakat.***