Dr. Agus Nompitu, S.E., M.T.P. (Ketua ISEI Cabang Lampung)
Dr. Usep Syaipudin, S.E., M.S.Ak. (Sekretaris ISEI Cabang Lampung)
KRAKATOA.ID, BANDARLAMPUNG — Pertumbuhan ekonomi dalam periode waktu tertentu umumnya memiliki pola (patterns) yang konsisten dari waktu kewaktu. Pola pertumbuhan yang stabil dan cenderung konsisten memberikan informasi bahwa perekonomian Provinsi Lampung dalam track line nya atau tidak. Namun demikian, perlu dilihat penyebab lainnya seperti pertumbuhan per sector, PDRB pengeluaran dan variabel lainnya.
Pada tanggal 7 Agustus 2023, Badan Pusat Statistik (BPS) telah merilis Berita Resmi Statistik (BRS) tentang Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Lampung Triwulan II Tahun 2023. Ekonomi Provinsi Lampung pada Triwulan II Tahun 2023 tumbuh 8,15 persen (Q-to-Q), artinya perekonomian Lampung menguat dibandingkan dengan Triwulan I Tahun 2023 yang hanya tumbuhn 0,78 persen. Pertumbuhan ekonomi Provinsi Lampung triwulan II tahun 2023 dibandingkan triwulan II tahun 2022 (y-on-y) mengalami kenaikan pertumbuhan sebesar 4,00 persen. Namun pertembuhan ini melemah dibandingkan triwulan II tahun 2022 dibandingkan dengan Triwulan II tahun 2021 sebesar 4.94 persen. Pertumbuhan ekonomi semester I tahun 2023 dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi semester I tahun 2022 mengalami pertumbuhan sebesar 4,45 persen.
Berdasarkan data pertumbuhan triwulan, ada perubahan pola pertumbuhan pada laju pertumbuhan triwulan untuk (Q-to-Q) dan (Y-on-Y). Berdasarkan laju pertumbuhan (Q-to-Q), pasca kasus Covid-19 pola pertumbuhan ekonomi di triwulan II mengalami kenaikan lebih tinggi dibandingkan triwulan I nya sedangkan sebelum Covid-19 pola pertumbuhan ekonomi Provinsi Lampung triwulan II lebih rendah dibandingkan dengan triwulan I nya. Untuk laju pertumbuhan triwulan II (Y-on-Y), pola pertumbuhan berubah pada tahun 2023 ini. Biasanya laju pertumbuhan triwulan II (Y-on-Y) lebih tinggi dari triwulan II tahun sebelumnya, namun laju pertumbuhan triwulan II Tahun 2023 lebih rendah dari laju pertumbuhan triwulan II tahun 2022.
Berdasarkan pola laju pertumbuhan triwulan (Q-to-Q) menunjukkan ekonomi Provinsi Lampung masih dalam kondisi tekanan pasca Covid-19. Sedangkan pola laju pertumbuhan triwulan (Y-on-Y) menggambarkan ekonomi Provinsi Lampung sedang mengalami proses penurunan yang memang bermanfaat untuk menurunkan tingkat inflasi. Terlihat data inflasi Provinsi Lampung yang mengalami penurunan pada bulan April 2023 sebesar 0,3 persen, bulan Mei 2023 minus 0.07 persen dan bulan Juni 0.16 persen. Ketiga sangat rendah dibandingkan inflasi tahun 2022.
Ada beberapa sektor di PDRB Provinsi Lampung yang harus diperhatikan menghadapi pola pertumbuhan yang berubah ini. Pertama, sektor jasa keuangan yang tumbuh rendah di triwulan II (Y-on-Y) sebesar 0.05 persen dan mengalami kontraksi di triwulan I (Y-on-Y) sebesar 5 persen tahun 2023. Kondisi ini sesuai dengan data PDRB Provinsi menurut pengeluaran dimana Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) lebih rendah 0,65 persen dari tahun 2022 (Y-on-Y).
Selanjutnya adalah sektor Industri Pengolahan yang mengalami kontraksi sebesar 0,51 persen. Sektor Industri ini berdasarkan data Input-Output BPS Tahun 2016 memiliki forward linkages dan backward linkages lebih dari satu sehingga memiliki kemampuan meningkatkan sektor-sektor lainnya. Terakhir adalah sektor kontruksi yang turun di triwulan II 2023 (Y-on-Y) sebesar 1,43 persen dan sektor pertambangan dan galian di triwulan I 2023 (Y-on-Y) mengalami kontraksi 1,62 persen dan kembali lebih turun lagi di triwulan II 2023 sebesar 1,77 persen.
Varibel lainnya yang mempengaruhi pola pertumbuhan ekonomi Provinsi Lampung tahun 2023 yaitu inflasi dan BI rate. Menurunnya pertumbuhan ekonomi ini bisa saja akan semakin menurun jika target yang ingin dicapai adalah menurunkan inflasi di Provinsi Lampung. Hal ini juga berkaitan dengan kebijakan BI rate sebagai suku Bunga acuan masih cukup tinggisebesar 5,75%, dan kemungkinan tidak turun mengingat The Fed (Bank Sentral Amerika Serikat) berpotensi menaikan suku bunganya.
Pemerintah Daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota) bisa berupaya agar laju penurunan pertumbuhan ekonomi dapat di tekan di Triwulan III dan bisa meningkat di Triwulan IV dengan meningkatkan sektor pariwisata dan peningkatan anggaran infrastruktur. Sektor pariwisata mampu manarik sektor lainnya seperti sektor industri pengolahan, terutama sektor industri pegolahan yang berkaitan dengan sektor pariwisata. Kebijakan peningkatan infrastruktur juga harus dilakukan di anggaran pemerintah daerah agar sektor konstruksi meningkat dan biaya transportasi lebih turun. Peningkatan sektor konstruksi ini juga akan mampu meningkatkan sektor pertambangan dan galian mengingat sub sektor Pertambangan dan Penggalian Lainnya yaitu galian C cukup tinggi nilainya. Di sisi lain Provinsi Lampung juga memiliki potensi pertambangan lainnya yaitu pertambangan emas.***