KRAKATOA.ID, BANDARLAMPUNG — Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Lampung (Unila) menggelar “Workshop Peningkatan Kelulusan Tepat Waktu (KTW)”, Selasa, 31 Oktober 2023.
Kegiatan dalam rangka mendorong peningkatan jumlah Kelulusan Tepat Waktu (KTW) tahun 2024 ini digelar di Swiss Bell Hotel, Bandar Lampung, diikuti seluruh pimpinan tingkat fakultas, lembaga, unit kerja, ketua prodi, ketua jurusan di lingkungan Unila.
Empat narasumber dilibatkan pada lokakarya ini di antaranya Mulyono, S.S.i., M.Si., Ph.D., Dr. Rudy Natamihardja, S.H., D.E.A., Yunisca Nurmalisa, S.Pd., M.Pd., dan Sri Surhayati, S.Pt., M.P.
KTW merupakan salah satu indikator dalam Instrumen Pemantauan dan Evaluasi Pemeringkatan Akreditasi (IPEPA) yang dilakukan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT). KTW diukur karena merupakan sebuah cerminan keberhasilan kurikulum yang disusun.
KTW merupakan tolak ukur apakah desain kurikulum yang digunakan sudah tepat, sehingga mampu diselesaikan mahasiswa sesuai yang direncanakan. KTW menjadi suatu keutamaan bagi setiap prodi untuk melihat proses pembelajaran dan proses kurikulum yang ada di setiap prodi.
Wakil Rektor Bidang Akademik Unila Dr. Eng. Suripto Dwi Yuwono, S.Si., M.T., melaporkan, Unila mendapatkan insentif IKU setelah melakukan evaluasi KTW pada mahasiswa angkatan 2019.
Insentif ini akan digunakan untuk mendorong peningkatan KTW di Unila melalui workshop dan pemberian insentif bagi prodi -prodi yang telah melampaui KTW di atas standar nasional dan perwakilan prodi beberapa fakultas.
Ia meminta kepada seluruh prodi yang sudah bisa melakukan revisi kurikulum pada tahun 2024 agar lebih melakukan sinkronisasi dengan program MBKM dan Merdeka Belajar dengan 26 episodenya secara fleksibel.
Rektor Unila Prof. Ir. Lusmeilia Afriani, D.E.A., IPM., ASEAN Eng., meminta setiap fakultas menggagas ide dan strategi agar mahasiswa harus bisa lulus tepat waktu.
Ia mengajak para pimpinan bersama dosen dapat membangkitkan semangat para mahasiswa agar bisa menyelesaikan studinya di bawah empat tahun atau membuat sebuah sistem yang mendukung KTW di masing-masing prodi.
Unila saat ini bisa mencapai jumlah KTW dengan minimal persentase 30% dibantu beberapa fakultas seperti FK, FEB, FH, dan FISIP. Agar KTW dapat meningkat secara maksimal, ia mendorong fakultas lainnya juga meningkatkan jumlah KTW.
Prof. Lusmeilia mengakui tugas akhir menjadi kendala dalam perolehan KTW. Untuk itu Unila memberikan dana rangsangan kepada dosen agar bisa membina setidaknya satu dosen untuk sepuluh mahasiswa.
Dalam kesempatan tersebut ia juga menyampaikan memperoleh Status Unggul untuk akreditasi Unila. Ia menyampaikan apresiasinya untuk semua dedikasi seluruh pihak yang mendukung tercapainya akreditasi Unggul tersebut.***