KRAKATOA.ID, BANDARLAMPUNG — Yayasan Xaverius Tanjungkarang menggelar kegiatan Pelatihan Guru Inklusi Untuk Anak Berkebutuhan Khusus (ABK), 24-25 Mei 2024. Acara berlangsung di Aula Xaverius Panjang, Jalan Yos Sudarso, Panjang Selatan, Bandarlampung.
Ketua Yayasan Xaverius Tanjungkarang, RD. Andreas Sutrisno mengatakan pendidikan pendidikan inklusif itu tidak sekedar mempersiapkan guru atau fasilitas, tetapi harus juga mempersiapkan orang tuanya, masyarakat sekitar.
“Yang artinya apa, bahwa ternyata pendidikan inklusi itu butuh yang namanya kesepakatan, persetujuan dari semua pihak. Tidak cukup dari Yayasan saja, karena ini gandeng-rentengnya itu ada,” kata Romo Sutris.
“Nah kemudian dari situ lalu saya mencoba untuk berkomunikasi dengan banyak orang ternyata tidak mudah kalau orang tua itu mempunyai anak yang berkebutuhan khusus. Orang tua pasti punya harapan anaknya itu kan normal, tetapi kalau terjadi seperti itu kan untuk menerima pun tidak mudah. Tetapi kalau menolaknya pun tidak baik, karena itu adalah anugerah Allah. Yang artinya apapun yang terjadi kalau itu sudah ada, anugerah Allah sudah ada tetap harus kita rawat, tetap harus dijaga, tetap harus ditemani.”
“Dan ternyata kalau itu ditemani dengan baik banyak anak-anak yang berkebutuhan khusus pun juga bisa sukses, bisa berhasil. Nah itu artinya bahwa karya Allah itu tidak melihat dari sesuatu yang normal, yang biasa. Yang luar biasa luar biasa tadi ternyata Allah juga itu berkarya. Maka sekarang yang penting itu bagaimana kita bisa menerima ini.”
“Kalau kita kembali kepada Injil, bagaimana pengalaman orang sakit kusta, dia kan disingkrikan, karena tidak diterima. Sudah dijauhi dari keluarga, dijauhi oleh masyarakat, lalu dijauhi oleh teman-teman, lalu dari situ karena dijauhi akhirnya dia harus pakai klintingan, supaya kalau jalan itu berbunyi supaya orang menghindar. Bayangkan itulah, alangkah menderitanya. Hal sama pun terjadi pada anak-anak yang seperti ini.”
“Harapan saya sebagai Ketua Yayasan, Komplek Xaverius Panjang yang ditunjuk ini jangan merasa minder, jangan merasa dibuang atau direndahkan, tetapi ini justru peluang, peluang untuk kita itu menunjukan bahwa kita itu bisa. Bahwa kita itu dengan ditawari ini bisa maju.”
Romo Sutris mengajak seluruh SDM Xaverius untuk tidak melakukan hal-hal yang biasa-biasa saja jika mengharapkan sesuatu yang luar biasa.
“Tetapi tentu saja ini membutuhkan kerendahan hati, kesabaran, ketelatenan, dan kita harus mengubah cara pikir kita, cara pandang kita, maka di sinilah kita punya paradigma baru. Kita harus pelan-pelan meninggalkan pola-pola yang lama, kita akan masuk ke pola yang baru. Dan untuk masuk ke pola yang baru ini pasti ada rasa sakit, ada rasa jengkel, rasa marah, rasa putus asa. Yang penting kita mau terbuka kepada Yayasan, kepada siapa saja seperti dua orang Emaus yang mau terbuka kepada Yesus. Sehingga dari situ, pasti kesulitan itu akan kita carikan solusinya,” tutup Romo Sutris.
Koordinator F. Joko Winarno sebagai Kepala Divisi Human Capital Yayasan Xaverius Tanjungkarang menjelaskan pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman guru tentang berbagai jenis kebutuhan khusus. “Seperti gangguan spektrum autisme, kesulitan belajar, gangguan perkembangan intelektual, gangguan komunikasi, gangguan sensorik (seperti gangguan pendengaran atau penglihatan), dan gangguan fisik. Selain itu, pelatihan ini juga dirancang untuk mengasah keterampilan praktis dalam teknik mengajar, penggunaan alat bantu, adaptasi kurikulum, dan manajemen kelas yang inklusif, ” papar F. Joko.
Menurut F. Joko menjawab kebutuhan tersebut dengan tujuan utama meningkatkan kualitas pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus melalui peningkatan kompetensi guru.
“Diharapkan melalui pelatihan ini, guru-guru akan lebih siap dan mampu menciptakan lingkungan belajar yang mendukung dan efektif bagi semua siswa, terutama mereka yang memiliki kebutuhan khusus,” kata dia.
F. Joko menegaskan kegiatan ini memberi bekal bagi SDM Kependidikan Guru khususnya unit TK, SD, SMP Xaverius Panjang dan TK, SD, SMP Xaverius Way Halim untuk dapat memberikan layanan pembelajaran yang baik bagi peserta didik yang berkebutuhan khusus.
“Meningkatkan pemahaman SDM Kependidikan Guru di unit tersebut di atas tentang berbagai jenis kebutuhan khusus bagi anak-anak yang berkebutuhan khusus. Memberi bekal bagi SDM Kependidikan Guru tentang berbagai metode dan pendekatan pembelajaran bagi peserta didik yang berkebutuha khusus,” pungkasnya.
Untuk diketahui peserta dalam kegiatan ini berjumlah 43 SDM Kependidikan yang terdiri atas: TK Xaverius 2 Bandarlampung 5 orang, SD Xaverus 2 Bandarlampung 16 orang, SMP Xaverius 3 Bandarlampung 9 orang, TK Xaverius 3 Bandarlampung 3 orang, SD Xaverius 3 Bandarlampung 5 orang dan SMP Xaverius 4 Bandarlampung 5 orang.
Kegiatan ini mendatangkan sejumalah pemateri antara lain
Dra. Suslina Sari, M.M selaku Kabid Pembinaan Pendidikan Khusus Provinsi Lampung yang menyampaikan materi Sekolah dan Pendidikan Inklusi. Lalu Suter Roslinde Veriana Neang, S.Pd., menyampaikan tentang Pendidikan Inklusi. Kemudian Agung Pranggono, S.Psi menyampaikan materi Tata Laksana Asesmen dan Observasi ABK (DSM 5) dan Pemahaman dan layanan pendidikan bagi anak AUTIS yang disampaikan Lydia Sebastiana Tyastiti,S.Pd.***
Penulis : F. Joko Winarno