KPAPL: Komunitas dari Lampung yang Lahir dari Cinta pada Laut

KRAKATOA.ID, PESAWARAN -– Tidak banyak yang menjadikan lautan sebagai rute harian, apalagi untuk berenang menyeberangi antar pulau. Tapi itulah aktivitas yang rutin dilakukan oleh Komunitas Perenang Antar Pulau Lampung (KPAPL) — sebuah komunitas unik yang beranggotakan para pecinta renang laut dari berbagai daerah di Lampung.

“Kenapa kita disebut perenang antar pulau? Karena ini Pulau Sumatra, tiap hari kita menyeberang ke Pulau Tangkil. Kita juga sudah pernah berenang ke Pulau Tegal, Pulau Condong, dan Pulau Pahawang,” ujar Ir. Napoli Situmorang, M.T., M.H., Ketua KPAPL, saat ditemui Krakatoa.id di Pantai Mutun, Kamis (31/7). Napoli dan anggota lainnya dalam persiapan kegiatan tahunan “Berenang Merdeka 2025”, yang akan digelar untuk memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia.

Komunitas ini merupakan gabungan dari dua lokasi aktivitas utama: Pantai Mutun di Kabupaten Pesawaran, dan Kunyit, sebuah spot renang laut lain yang tak kalah populer. Dari kedua titik ini, para anggota komunitas membangun semangat kebersamaan lewat olahraga renang yang tidak biasa: lintas pulau, tanpa alat bantu, hanya dengan kekuatan tubuh dan rasa cinta terhadap laut.

“Setiap hari kami berenang di laut. Ada yang tujuannya untuk menjaga kesehatan, ada juga yang menjadikan ini sebagai terapi. Mereka percaya bahwa air laut punya kandungan garam yang bisa memberikan efek penyembuhan alami,” jelas Napoli.

Namun kegiatan KPAPL tidak berhenti di olahraga saja. Kepedulian terhadap lingkungan juga menjadi bagian penting dari misi komunitas ini.

“Kalau bersih-bersih pantai kan biasanya di pinggir. Nah, kami beda. Kami berenang sambil bawa kantong sampah, lalu memungut sampah langsung dari laut. Jadi kami bersihkan lautnya, bukan hanya pesisirnya,” tambah Napoli.

Aksi ini bukan sekadar simbolis. Dengan perlengkapan sederhana dan semangat gotong royong, para anggota menyelam dan berenang sambil mengumpulkan sampah plastik dan limbah lain yang mengotori perairan.

Dengan anggota lebih dari 300 orang, KPAPL menarik minat dari berbagai daerah di Lampung — mulai dari Bandar Lampung, Gedong Tataan, Pringsewu, hingga Natar, dan lain-lain. Komunitas ini terbuka bagi siapa pun yang mencintai laut dan punya semangat kebersamaan.

“Yang penting punya semangat, bukan soal kecepatan atau kemampuan profesional. Di sini kita belajar bersama, berenang bersama, dan menjaga laut bersama,” tutup Napoli.***