KRAKATOA.ID, PESAWARAN -– Berbeda dari komunitas renang biasa, Komunitas Perenang Antar Pulau Lampung (KPAPL) punya alasan kuat kenapa mereka rutin berenang tiap hari di laut. Ketua KPAPL, Ir. Napoli Situmorang, M.T., M.H., menjelaskan, selain menjaga kesehatan, kegiatan ini juga punya tujuan sosial dan ekonomi yang berdampak luas bagi masyarakat setempat.
“Apa sih yang dicari berenang tiap hari di laut? Kami ingin sehat, kemudian lagi apa dampak ke depannya? Dengan mengadakan kegiatan ini, kami mau berkegiatan yang berdampak, tidak hanya kami sehat tapi juga menghidupkan perekonomian di sini,” ujar Napoli saat ditemui Krakatoa.id, di Pantai Mutun, Kamis (31/7).
Menurut Napoli, dengan rutin berenang dan beraktivitas di sekitar pantai Mutun dan Pantai Kunyit, komunitas ini sekaligus memperkenalkan potensi wisata daerah ke dunia luar.
“Warga sini kita perkenalkan Mutun dan Pantai Kunyit, agar orang datang ke sini, belanja, menikmati suasana, akhirnya menghidupkan perekonomian di sini,” tambahnya.
KPAPL disebut “perenang antar pulau” karena para anggotanya secara rutin menyeberang laut dari Pulau Sumatra ke Pulau Tangkil dan pulau-pulau lain di sekitar Lampung, seperti Pulau Tegal, Condong, dan Pahawang.
“Ini bukan sekadar olahraga, tapi juga bentuk komitmen kami menjaga kesehatan sekaligus mempererat hubungan antar komunitas dan masyarakat pesisir,” jelas Napoli.
Sebagai bagian dari rangkaian kegiatan komunitas, KPAPL akan menggelar acara “Berenang Merdeka 2025” pada 16 Agustus mendatang, dengan 500 peserta melakukan upacara pengibaran bendera Merah Putih di tengah laut, 500 meter dari Pantai Mutun, Pesawaran.
Kegiatan ini akan dicatat oleh Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) dan dihadiri langsung oleh Gubernur Lampung, Rahmat Mirzani Djausal, yang akan ikut berenang sekaligus menjadi inspektur upacara.***