Ironi Bonus Demografi: Ribuan Lulusan Perguruan Tinggi Lampung Tak Terserap Industri Lokal

KRAKATOA.ID, BANDAR LAMPUNG — Di tengah peluang besar bonus demografi yang diperkirakan akan dinikmati Provinsi Lampung sebelum 2028, Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal mengungkapkan keprihatinan mendalam terhadap minimnya serapan tenaga kerja lokal dari lulusan perguruan tinggi. Setiap tahun, dari sekitar 30.000 lulusan D3 hingga S1, hanya sekitar 800 orang yang terserap oleh industri lokal.

“Kami hanya punya sekitar 200 perusahaan industri di Lampung. Dari 2.000 lowongan kerja S1 yang tersedia, lebih dari separuh justru diisi oleh lulusan dari luar daerah,” ujar Gubernur Mirza dalam acara Halal Bihalal dan Rapat Kerja Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi) Wilayah Lampung di GSG Umitra, Rabu (21/5/2025).

Fenomena ini, menurutnya, mencerminkan tidak sinkronnya antara dunia pendidikan dan kebutuhan industri. Bahkan, potensi bonus demografi bisa berubah menjadi beban sosial jika kualitas sumber daya manusia tidak ditingkatkan secara serius.

“Saat ini 68 persen penduduk kita dalam usia produktif. Tapi kalau tidak kompeten, yang menikmati kemajuan bukan masyarakat kita, melainkan yang datang dari luar,” tegasnya.

Mirza juga menyoroti rendahnya kualitas pendidikan yang tercermin dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Lampung yang masih berada di peringkat terakhir se-Sumatera dan ke-20 secara nasional. Rendahnya angka kelanjutan pendidikan dari SMP ke SMA dan dari SMA ke perguruan tinggi turut memperparah kondisi tersebut.

“Pendidikan kita belum terintegrasi. Dari SD sampai perguruan tinggi berjalan sendiri-sendiri. Tidak ada visi bersama yang jelas,” ucapnya.

Ia mendorong penguatan standar kompetensi dan kelulusan yang selama ini dianggap terlalu longgar. “Yang penting lulus, bukan kompeten. Ini keliru. Dunia kerja butuh tenaga siap pakai, bukan sekadar ijazah,” tambah Mirza.

BACA JUGA :  Tegas Hapus Uang Komite, Gubernur Mirza Luncurkan Reformasi Pendidikan dari Sekolah

Di akhir pidatonya, Gubernur Mirza mengajak seluruh pemangku kepentingan pendidikan, khususnya perguruan tinggi swasta, untuk bersinergi membentuk ekosistem pendidikan yang berorientasi pada kebutuhan riil dunia kerja. Kolaborasi ini, katanya, menjadi kunci untuk menjadikan Lampung siap menghadapi Indonesia Emas 2045.***