Misa 25 Tahun Imamat Empat Imam di Jojog: Perayaan Syukur yang Dihiasi Kerukunan Antar Umat Beragama

KRAKATOA.ID, LAMPUNG TIMUR – Pada Minggu sore, 12 Januari 2025, sebuah Misa Syukur yang khidmat diadakan untuk merayakan 25 tahun imamat empat imam, yaitu Romo Julianus Sukamto, SCJ, Romo Philipus Suroyo, Pr., Romo Bernardus Budi Widiyatno, Pr., dan Romo Agustinus Sudaryanto, Pr. Misa yang berlangsung di halaman kediaman orangtua Romo Julianus Sukamto, SCJ, di Desa Jojog, Kecamatan Pekalongan, Lampung Timur, ini dihadiri oleh puluhan romo dari Keuskupan Tanjungkarang dan Keuskupan Agung Palembang. Meskipun diguyur hujan gerimis, Misa berjalan dengan penuh ketenangan dan diikuti oleh umat dari stasi setempat serta luar paroki.

Misa dipimpin oleh selebran utama, Romo Adrianus Satu Manggo, Pr., Vikjen Keuskupan Tanjungkarang. Dalam pembukaannya di awal Misa, Romo Manggo menyampaikan harapannya kepada keempat romo yang merayakan 25 tahun imamat.

Ia berharap mereka tetap setia kepada Tuhan, serta mendoakan agar dalam 25 tahun mendatang mereka dapat berkumpul kembali dalam kebersamaan dan kesehatan yang baik sehingga memiliki umur panjang. Dan yang terpenting tetap setia dalam panggilan imamatnya.

Homili pada Misa tersebut disampaikan oleh Romo Julianus Sukamto, SCJ, yang lebih akrab disapa Romo Kamto.

Dalam kesaksiannya, Romo Kamto berbagi tentang perjalanan panggilan imamatnya yang penuh dengan karya Tuhan. Ia membeberkan moto panggilannya “Bukan kamu yang memilih Aku, tapi Akulah yang memilih kamu.” (Yohanes 15:16)

Romo Kamto mengenang masa-masa awal panggilannya, saat seorang Romo Gren pernah berkata kepadanya bahwa ia bisa menjadi seorang imam, meskipun pada awalnya ia tidak merasa tertarik. Namun, jalan hidupberkata lain, dan akhirnya Romo Kamto mengikuti panggilan Tuhan dengan penuh keyakinan, meskipun ia merasa penuh keterbatasan. “Walaupun saya tidak selalu setia, Tuhan selalu setia,” ujarnya.

BACA JUGA :  ABC Luncurkan Gerakan #ABCDapurBersamaIbu; Perluas Kehangatan Cinta Ibu di Bulan Ramadhan

Dengan rendah hati, Romo Kamto menyampaikan bahwa dalam perjalanan hidupnya, Tuhan telah mendampingi dan memberinya kekuatan.

Untuk diketahui hal yang menarik dalam Misa Syukur ini adalah keterlibatan umat Muslim yang turut membantu kelancaran acara. Mereka tidak hanya hadir sebagai tamu, tetapi juga berperan aktif dalam menjaga ketertiban selama perayaan berlangsung serta melayani seluruh umat Katolik yang menyantap hidangan di meja prasmanan.

Kerjasama antarumat beragama yang tercipta di Desa Jojog ini menunjukkan betapa kuatnya kerukunan antar umat beragama di Indonesia, yang tercermin dalam semangat saling menghormati dan bekerja sama untuk kebaikan bersama.

Misa ini pun menegaskan bahwa meskipun berasal dari latar belakang yang berbeda, umat Katolik dan Muslim di Desa Jojog mampu menunjukkan kerukunan yang luar biasa, menjadikan desa tersebut sebagai contoh harmoni antar umat beragama di Indonesia.

Sungguh, sebuah perayaan yang tidak hanya mengingat 25 tahun perjalanan imamat, tetapi juga menunjukkan indahnya hidup dalam kedamaian dan persatuan.***