Literasi Agama Jadi Senjata Utama Cegah Radikalisme di Kalangan Generasi Muda

KRAKATOA.ID, BANDAR LAMPUNG — Pemerintah Provinsi Lampung bersama Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menggarisbawahi pentingnya literasi agama sebagai kunci utama dalam membendung arus radikalisme yang menyasar generasi muda. Pesan ini mengemuka dalam kegiatan Rembuk Merah Putih yang digelar oleh Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Lampung, Rabu (21/5/2025), di Ruang Sungkai, Kantor Gubernur.

Kegiatan yang mengusung tema “Mewujudkan Pemuda Cerdas, Kritis dan Cinta Tanah Air” ini menjadi ruang diskusi strategis dalam memperkuat daya tahan masyarakat terhadap ideologi ekstrem. Dalam sambutannya, Penjabat Sekretaris Daerah Provinsi Lampung sekaligus Ketua FKPT Lampung, Muhammad Firsada, menekankan bahwa radikalisme kerap muncul karena dangkalnya pemahaman terhadap ajaran agama.

“Literasi agama yang rendah membuka celah bagi penyebaran paham menyimpang. Kita perlu mendorong pemuda untuk memahami agama secara utuh dan moderat,” ujarnya.

Firsada menekankan, moderasi beragama tidak hanya soal menjaga keseimbangan, tetapi juga sebagai bentuk kecerdasan dalam beragama. Menurutnya, pemahaman agama yang sempit dan eksklusif justru rentan dimanfaatkan kelompok-kelompok radikal untuk memecah belah persatuan bangsa.

“Beragama itu jangan ekstrem ke kanan atau kiri. Kalau terlalu sekuler, kita bisa lupa nilai agama. Tapi kalau terlalu keras dalam memahami agama, bisa muncul ide negara agama, padahal kita negara Pancasila,” tegasnya.

Sementara itu, Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi BNPT RI Brigjen TNI Sudaryanto mengungkapkan bahwa generasi muda merupakan target utama kelompok radikal karena dianggap masih mudah dipengaruhi dan aktif di ruang digital.

“Penguatan literasi agama dan kebangsaan harus jadi prioritas. Ini tidak cukup hanya melalui pendidikan formal, tapi juga lewat peran keluarga, komunitas, dan media,” ujarnya.

Sudaryanto menyebutkan bahwa forum seperti Rembuk Merah Putih sangat penting untuk menjaring ide-ide lokal yang bisa dijadikan pendekatan kultural dalam mencegah ekstremisme.

BACA JUGA :  Wakapolda Lampung Pantau Vaksinasi Covid-19 di SMK Negeri 2 Terbanggi Besar

“Setiap daerah punya kearifan lokal yang bisa dijadikan benteng. Di Lampung, kearifan ini bisa dimaksimalkan untuk menangkal paham kekerasan yang datang dari luar,” tambahnya.

FKPT dan BNPT berharap kegiatan ini dapat menjadi langkah awal untuk menguatkan ekosistem literasi agama di kalangan generasi muda, sehingga mereka tak mudah terprovokasi oleh narasi kebencian, intoleransi, dan kekerasan yang mengatasnamakan agama.***