SaKRAKATOA.ID, BANDARLAMPUNG — As I reflect on my first month in Indonesia as a Fulbright ETA at SMA Xaverius Bandar Lampung, the first word that comes to mind is “grateful.” I cannot begin to express how thankful I am for this once-in-a-lifetime opportunity and for the community that has graciously welcomed me and accepted me as one of their own,” said Annie Cowen.
“Saat saya merefleksikan bulan pertama saya di Indonesia sebagai ETA Fulbright di SMA Xaverius Bandar Lampung, kata pertama yang terlintas di benak saya adalah “bersyukur.” Saya tidak dapat mengungkapkan betapa bersyukurnya saya atas kesempatan sekali seumur hidup ini dan atas komunitas yang telah dengan ramah menyambut saya dan menerima saya sebagai salah satu bagian dari mereka,” ujar Annie.
The school itself, including the students and teachers, has been the highlight of my experience so far. SMA Xaverius has a unique charm with impalpable energy, especially noticeable at 3:30 each day when all the extracurricular events begin and the courtyard buzzes with activity. The atmosphere of the school is both lively and supportive.
“The teachers are some of the kindest people I have ever met and have gone above and beyond to make this place feel like home for me,” said Annie.
The teachers’ commitment to both their students and each other is clear and inspiring. The students at SMA Xaverius are also very special. They are incredibly enthusiastic about learning more about her, America, and the English language, which has truly warmed her heart. Overall, the community at SMA Xaverius is the most special thing about the school; the genuine care for every individual in the building is incredibly beautiful to witness and to be a part of.
SMA Xaverius Bandar Lampung, termasuk para siswa dan guru, telah menjadi highlight pengalamannya sejauh ini. Menurut Annie Cowen, SMA Xaverius Bandar Lampung memiliki daya tarik yang unik dengan energi yang luar biasa, terutama pada pukul 15.30 ketika semua kegiatan ekstrakurikuler dimulai dan membuat halaman sekolah menjadi ramai dengan banyak aktivitas. Suasana sekolah hidup dan mendukung.
“Para guru adalah orang-orang paling baik hati yang pernah saya temui dan telah berusaha sekuat tenaga untuk membuat tempat ini terasa seperti rumah bagi saya,” ungkap Annie.
Komitmen para guru terhadap siswanya dan satu sama lain jelas dan menginspirasi. Siswa di SMA Xaverius Bandar Lampung juga sangat istimewa. Mereka sangat antusias untuk belajar lebih banyak tentang Annie sendiri, Amerika, dan Bahasa Inggris, yang sungguh menghangatkan hatinya. Secara keseluruhan, komunitas di SMA Xaverius Bandar Lampung adalah hal yang paling istimewa di sekolah ini; kepedulian yang tulus terhadap setiap individu di gedung ini sangatlah indah untuk disaksikan dan menjadi bagiannya.
As this is the farthest she’d ever been from home, this transition has been both exciting and challenging for her. One of the most difficult aspects has been the language barrier as it is often hard for me to express herself fully or understand everything going on around her. Although she may look different from other community members, I am just a person who wants to learn and to connect with those around me.
“I appreciate every person who has smiled at me, come up to me, shared delicious Indonesian food with me, or made an effort to get to know me as a person,” said Annie.
Menurut Beliau, ini adalah jarak terjauh yang pernah ditempuh dari rumah sehingga transisi ini menyenangkan sekaligus menantang baginya. Salah satu aspek yang paling sulit adalah kendala bahasa karena seringkali sulit baginya untuk mengekspresikan diri sepenuhnya atau memahami segala sesuatu yang terjadi di sekitar. Meskipun Beliau mungkin terlihat berbeda dari anggota komunitas lainnya, Anni Cowen hanyalah orang yang ingin belajar dan terhubung dengan orang-orang di sekitarnya.
“Saya menghargai setiap orang yang telah tersenyum kepada saya, mendatangi saya, berbagi makanan Indonesia yang lezat dengan saya, atau berusaha untuk mengenal saya sebagai pribadi,” pungkas Annie.
During my next nine months in Indonesia, she eagers to accomplish many things. Her main focus will be to help build confidence in speaking English and show that it doesn’t have to be scary—it can be fun! I hope to create a culture, both inside and outside the classroom, where students feel comfortable and excited to practice their English skills. I am also looking forward to exploring Bandar Lampung and appreciating the natural and cultural beauty of this part of Indonesia. Additionally, I am excited to get to know community members on a deeper level and build lifelong friendships. Last but certainly not least, I cannot wait to continue trying all the incredible food Indonesia has to offer!
Selama sembilan bulan ke depan di Indonesia, Beliau ingin mencapai banyak hal. Fokus utamanya adalah membantu membangun kepercayaan diri dalam berbicara bahasa Inggris dan menunjukkan bahwa berbicara bahasa Inggris tidak menakutkan tetapi bisa menyenangkan.
Annie mengatakan, “Saya berharap dapat menciptakan budaya, baik di dalam maupun di luar kelas, di mana siswa merasa nyaman dan bersemangat untuk melatih kemampuan bahasa Inggris mereka. Saya juga tidak sabar untuk menjelajahi Bandar Lampung dan mengapresiasi keindahan alam dan budaya wilayah Indonesia ini. Selain itu, saya bersemangat untuk mengenal anggota komunitas lebih dalam dan membangun persahabatan seumur hidup. Yang terakhir, saya tidak sabar untuk terus mencoba semua makanan luar biasa yang ditawarkan Indonesia!”
“Overall, my first month in Indonesia has been an incredible journey, filled with new friendships, valuable experiences, and a growing sense of belonging. I am excited about the year ahead and look forward to the many adventures that will be built in this beautiful place,” said Annie Cowen as the closing statement.
“Secara kesefluruhan, bulan pertama saya di Indonesia merupakan perjalanan yang luar biasa, penuh dengan persahabatan baru, pengalaman berharga, dan rasa memiliki yang semakin besar. Saya bersemangat untuk tahun depan dan menantikan banyak petualangan yang akan dibangun di tempat yang indah ini,” ujar Annie Cowen sebagai kalimat penutup.***
Kontributor : Annie Cowen
Editor : Elisabeth Wulan Wahyuningtyas dan Dewi Kristiani
