Alumni M21 Gandeng FKLA Kota Bandarlampung Gelar Sosialisasi Kesetaraan Gender Untuk Wanita dan Anak

KRAKATOA.ID, BANDARLAMPUNG — Alumni Mission 21 (M21) Kota Bandarlampung dan Forum Kerja Lintas Agama (FKLA) Bandarlampung mendakakan “Sosialisasi Kesetaraan Gender Untuk Wanita dan Anak”. Kegiatan berlangsung di Kampoeng Bamboe Restoran dan Homestay, Bandar Lampung, Senin (12/12/2022).

Ketua panitia Sosialisasi Kesetaraan Gender Untuk Wanita dan Anak, Yovi Solihim menjelaskan acara ini dihadiri 30 peserta dari perwakilan 6 lintas agama.

“Dalam kegiatan sosialisasi ini dihadiri oleh enam lintas agama yaitu Fatayat NU, Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa Bandarlampung, PHDI, Wanita Katolik RI, PWKI, Permata Bumi (Persaudaraan Dharma Wanita Budha Maitreya indonesia) dan Romo-Romo serta teman-teman lintas agama yang lain,” jelas Yovi Solihim kepada Krakatoa.id, di lokasi acara.

Yovi Solihim menyampiakan ucapan terima kasih kepada Mission 21 yang telah men-support Forum Kerja Lintas Agama untuk menyelenggarakan sosialisasi ini.

“Terimakasih kepda Mision 21 yang telah men-support Forum Kerja Lintas Agama Bandarlampung sehingga terlaksananya kegiatan sosialisasi kesetaraan wanita dan anak di Bandarlampung,” kata Yovi.

Menurut Yovi 30 orang peserta dari perwakilan 6 lintas agama telah mengikuti acara ini dengan baik dan memberikan masukan untuk mewujudkan kesetaraan gender utuk wanita dan anak khususnya di Bandarlampung.

“Mereka masing-masing telah memberikan saran, kritik dan masukan dari materi-materi yang disampaikan. Dan pemateri pun setalah menyampaikan secara sistematis materi-materi yang mengenai kesetaraan gender dan kekerasan pada anak,” kata dia.

Yovi berharap ada rencana tindak lanjut dari kegiatan yang diselengarakan oleh FKLA Bandarlampug.

“Harapan saya sebagai ketua pelaksana agar sosialisasi ini dapat difollow up lebih lanjut, mungkin contoh dari follow up-nya itu kita mendakan pelatihan-pelatihan, kita mengadakan talkshow, kita mengadakan retret dan lain sebagainya. Itu hanya sekedar contoh. Jadi bisa langsung mengena ke bawah. Jadi sekali lagi terima kasih untuk Mision 21 yang telah mensupport kami melaksanakan sosialisasi ini, Forum Kerja Lintas Agama Bandarlampung,” pungkasnya.

BACA JUGA :  Propaganda KKB dalam Berbagai Aksi Teror di Papua

Sementara itu, Koordinator Alumni M21 Bandarlampung yang juga Ketua FKLA Kota Bandarlampung, Hellen mengatakan acara sosialsisasi ini menghadirkan dua pembicara.

“Satu dari Lembaga Advokasi Perempuan DAMAR, Mariyam dan Psikolog yang juga akedemisi yang aktif dalam perlindungan anak Octa Reni Setiawati,” jelas Hellen.

Menurut Hellen, Alumni M21 merupakan suatu komunitas yang aktif dalam kegiatan kemanusian dan perdamaian.

“Kami dari M21 itu adalah suatu komunitas dimana membagikan tentang kerja-kerja kemanusiaan, tentang juga menyuarakan perdamaian-perdamaian khususnya untuk Kota Bandarlampung, Indonesia dan dunia,” katanya.

Dijelaskan Ketua FKLA Bandarlampung ini, Alumni M21 sedang berupaya untuk berjejaring dengan berbagai kalangan lintas agama untuk mewujudkan kerja-kerjanya.

“Jadi dimana kita banyak bermitra sama teman-teman yang lain yang juga membuat effort (upaya) untuk perluasan lebih luas lagi jaringannya, mitranya untuk peace full juga untuk menjangkau segala aspek sektor dari kalangan tua sampai muda,” jelas Hellen.

Berbagai kegiatan kemanusian lanjut Hellen, selama ini sudah dikerjakan oleh Alumni M21 yang bertujuan untuk mewujudkan perdamaian, kesetaraan gender, toleransi, dan lainnya.

“Jadi untuk kegiatan FKLA juga berperan untuk melalui M21 pusat dimana kegiatannya dari donor darah, menyuarakan pemilu damai, bakti sosial, advokasi, sosialisasi dan masih banyak kegiatan kemanusiaan lagi yang menurut kami kita harus berperan serta aktif untuk terus berupaya menyuarakan tentang kedamaian juga yang aktif mengimplementasikan apa yang diberikan M21 untuk dunia yang lebih damai, harmonis, menjaga keberagaman beragama juga kesetaraan gender, peduli terhadap lingkungan dan anak-anak,” pungkasnya.

Salah satu pembicara dari Lembaga Advokasi Perempuan DAMAR, Mariyam mengatakan materi mengenai kesetaraan gender yang disampaikan pada peserta yang hadir.

“Tadi tentang kesetaran gender, di mana gender itu sendiri mungkin banyak yang belum memahami bahwa gender itu adalah segala sesuatu yang bisa dipertukarkan antara laki-laki dan perempuan dalam hal pekerjaan misalanya apa yang bisa dikerjakan oleh laki-laki bisa dikerjakan oleh perempuan. Juga tadi tentang kekerasan terhadap perempuan dan anak,” jelas Mariyam kepada Krakatoa.id.

BACA JUGA :  Unila Mulai Pembahasan Naskah Soal Jalur Mandiri PMB

Dibeberakan Mariyam angka kekerasan perempuan dan anak sangat tinggi di Lampung.

“Angka kekerasan perempuan dan anak sangat tinggi, walaupaun sudah ada undang-udang yang sudah disahkan, undang-undang TPKS (Tindak Pidana Kekerasan Seksual), tapi tetap saja belum terealisasi. Masih banyak kekerasan terhadap perempuan dan anak, mungkin karena budaya patriaki atau sudah menjadi akar masalahnya dari dulu belum bisa terselesaikan,” lanjut dia.

Mariyam menyerukan untuk seluruh masyarakat untuk merealisasikan Tindak Pidana Kekerasan Seksual terutama pada kalangan remaja.

“Mari kita sama-sama merealisasikan undang-undang TPKS itu sendiri, dari kalangan bawah ya, dari remaja, terutama para remaja,” tutup Mariyam.***