KRAKATOA.ID, BANDARLAMPUNG – Pagelaran Wayang Sekelik di teater Gedung Perpustakaan Universitas Lampung (Unila) lantai III pada Senin (17/10/2022) membuat sekira 150-an penonton berdecak kagum.
Pertujukan Wayang Sekelik dengan lakon “Legenda Gunung Sugih” ini bagi sebagaian penonton merupakan pengalaman baru dan istimewa. Tak terkecuali bagi Ahmad Husnul Ridho (42), salah satu penonton pertunjukan Wayang Sekelik.
Menurut Ridho, begitu sapaan Ahmad Husnul Ridho, menonton pertunjukan Wayang Sekelik merupakan pengalaman pertama baginya.
“Selama ini orang tahunya kan wayang kulit dari Jawa. Ternyata ada juga wayang dari Lampung, baru ini saya tahu. Dan ini pertama kali saya menyaksikan secara langsung pagelaran wayang sekelik,” kata Rihdo kepada Krakatoa.id, Senin (17/10/2022).
Ridho yang merupakan Chief Executive Officer (CEO) portal berita Lampungkham.com ini sangat menikmati pagelaran Wayang Sekelik yang dibawakan oleh dalang Pn. Natawijaya.
“Lakon yang dipertunjukan juga sangat menarik bagi saya, mengenai Legenda Gunung Sugih. Jadi saya jadi tahu tentang sejarah Gunung Sugih, ini menarik,” katanya.
CEO Lampungkham.com sangat mengapresiasi pagelaran Wayang Sekelik dan panitia penyelenggara Perpustakan Expo Unila 2022.
“Ini salah satu cara untuk membumikan budaya Lampung bagi generasi muda, khususnya bagi mahasiswa Universitas Lampung,” pungkasnya.
Sementara itu, dalang pagelaran Wayang Sekelik Supriyanto, S.Sn, M.M., atau yang akrab disapa Pn. Natawijaya menjelaskan mengenai lakon yang dibawakannya.
“Jadi pertunjukan Wayang Sekelik ini kita menceritakan tentang Legenda Gunung Sugih Lampung Tengah. Jadi menceritakan terbentuknya Kampung Gunung Sugih pada waktu itu ada legenda yang menyampaikan cerita awal mula terjadinya nama Kampung Gunung Sugih,” jelas Pn. Natawijaya saat berbincang dengan Krakatoa.id.
Dijelaskan Pn. Natawijaya, pertunjukan Wayang Sekelik yang diusungnya tidak melulu hiburan semata, namun ada misi edukasi yang diusung.
“Sebagai salah satu media untuk mengedukasi tentang literasi budaya kearifan lokal kita Lampung. Di situ dalam kemasan pola pertunjukannya, ada sastra Lampungnya, ada nilai-nilai estetikanya, terus kemudian ada semacam bahasa cerita Lampungnya seperti lagu atau ngedio, bebandung, ringget, pepacul.”
“Nah itu dikombinasi atau dikolaborasikan dalam sebuah kemasan drama yang menggunkan media wayang,” katanya.
Pn. Natawijaya berharap Wayang Sekelik menjadi media literasi untuk mempromosikan dan mengembangkan budaya-budaya Lampung.
“Saya harap Wayang Sekelik ini bisa benar-benar menjadi media pengajaran, literasi, edukasi, bagi generasi bangsa kita untuk mengenali, mencintai, mengembangkan budaya-budaya Lampung. Tujuannya sebenanya seperti itu,” tegas Pn. Natawijaya.
Pn. Natawijaya mengkalim Wayang Sekelik merupakan satu-satunya di Provinsi Sai Bumi Ruwa Jura ini.
“Kebetulan saya sediri yang mempunyai ide atau gagasan terkait dengan Wayang Sekelik ini, sejak 2015 yang lalu,” pungkasnya.
Wakil Ketua Panitia Perpustakan Expo Unila 2022 Ir. Martinus, S.T., M.Sc. menjelaskan tujuan dihadirkan Wayang Sekelik.
“Sebenarnya Wayang Sekelik ini untuk memberikan pencerahan kepada mahasiswa ternyata adalah lho wayang yang memang mengangkat lakon-lakon kisah Lampung,” jelas Martinus.
Pagelaran Wayang Sekelik pada Perpustakan Expo Unila 2022 ini menurut Martinus menjadi yang istimewa.
“Kalau melihat tadi ya, apresiasi dari mahasiswa itu sangat luar biasa, standing applause lho, kebayang coba, acara semacam ini standing applause, keren sekali. Artinya apa, bahwa penghargaan atau apresiasi dari mahasiswa terhadap budaya Lampung itu sudah luar biasa.”
“Tinggal bagaimana kita mengemas kebudayaan Lampung ini menjadi sesuatu yang lebih menganak muda, artinya membumikan kebudayaan Lampung pada dasarnya,” pungkas Martinus.***