KRAKATOA.ID, BANDARLAMPUNG — Staf Ahli Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan Provinsi Lampung, Zainal Abidin, mengikuti Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah secara daring dari Ruang Command Center Lt. II Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik (Kominfotik) Provinsi Lampung. Rapat ini membahas isu-isu terkini terkait inflasi dan upaya pengendaliannya di tingkat daerah.
Dalam rapat tersebut, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Pudji Ismartini mengungkapkan bahwa beberapa komoditas mengalami inflasi signifikan sepanjang periode Januari hingga Agustus 2024. Komoditas Sigaret Kretek Mesin (SKM) dan emas perhiasan menunjukkan inflasi yang konsisten secara bulanan (month-to-month), sementara beras menjadi komoditas dominan yang mengalami inflasi bulanan.
Sementara itu, komoditas cabai rawit menunjukkan fluktuasi dalam periode yang sama, namun sejak Juni 2024, cabai rawit juga mengalami inflasi bulanan yang terus meningkat.
Menanggapi isu inflasi beras yang dominan, Deputi Bidang Kerawanan Pangan dan Gizi, Nyoto Suwignyo, mengimbau seluruh daerah untuk terus melaksanakan Stabilisasi Harga Pangan (SPHP) dan Gerakan Pangan Murah (GPM), dengan fokus utama pada komoditas beras. Hal ini bertujuan untuk menjaga stabilitas harga dan mengurangi dampak inflasi terhadap masyarakat.
Di akhir rapat, Plt. Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri, Tomsi Tohir, meminta instansi terkait untuk meningkatkan pemantauan harga dan segera mengambil tindakan tegas terkait kenaikan harga beberapa komoditas yang melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET) yang telah ditetapkan, seperti minyak goreng (Minyakita) yang melampaui harga HET Rp15.700.***