KRAKATOA.ID, BANDARLAMPUNG — Pada Sabtu, 21 September 2024, Yayasan Xaverius Tanjungkarang melanjutkan kegiatan pembinaan SDM Kependidikan dengan Materi IV yang disampaikan oleh F. Joko Winarno. Materi ini mengupas tentang pentingnya militansi, kompetensi, dan integritas dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan yayasan serta unit-unit pendidikan. Joko menekankan bahwa ketiga aspek tersebut sangat berhubungan erat dan menjadi kunci utama dalam pengembangan pendidikan, baik bagi pendidik maupun tenaga kependidikan, yang harus dijalankan dengan penuh dedikasi.
Sebagai yayasan milik Keuskupan, Yayasan Xaverius memiliki kekhasan tersendiri yang membedakannya dari yayasan lainnya. Militansi di sini diartikan sebagai semangat dan komitmen tinggi dari para guru untuk mengajar dan mendidik siswa dengan penuh dedikasi. Sementara itu, integritas menjadi nilai yang tak kalah penting, yang mencakup tanggung jawab, kejujuran, dan etika professional menjadi fondasi untuk menuju keberhasilan dan keberlanjutan profesi pendidikan. Kompetensi, yang mencakup keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk memberikan pendidikan efektif, harus terus ditingkatkan mengingat kurikulum dan pendekatan terhadap siswa yang selalu berubah.
Joko menjelaskan bahwa guru atau SDM kependidikan yang memiliki militansi tinggi akan selalu berupaya meningkatkan kompetensi dan menjaga integritas dalam menjalankan tugasnya. Namun, dalam praktiknya, para pendidik sering menghadapi berbagai tantangan, seperti stres dan kurangnya dukungan yang dapat mempengaruhi kinerja mereka. Stres tidak dapat dihindari, namun dengan pendekatan yang tepat terhadap siswa, tantangan ini dapat diatasi.
Pada kesempatan ini, Joko juga memperkenalkan konsep “Hypnoteaching” yang mencakup teknik-teknik seperti visualisasi, sugesti, dan anchoring. Teknik ini bertujuan untuk menyelaraskan komunikasi antara guru dan siswa sehingga siswa dapat menerima pembelajaran dengan lebih efektif. Selain itu, pentingnya pemahaman terhadap gaya belajar siswa (Visual, Auditori, dan Kinestetik) juga ditekankan agar pembelajaran dapat lebih menyentuh aspek-aspek penting dari proses belajar mengajar.
Melalui penguatan militansi, kompetensi, dan integritas, sekolah Katolik di bawah naungan Yayasan Xaverius diharapkan mampu membentuk karakter dan nilai-nilai positif pada siswa. Pada akhirnya, Joko berharap agar para guru tidak melulu menyalahkan siswa dalam menghadapi berbagai tantangan, melainkan tetap berpikir positif dan selalu berupaya mengembangkan diri. Pendekatan ini diyakini akan membawa dampak positif dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan menciptakan generasi yang berkarakter serta memiliki nilai-nilai kebangsaan yang kuat.***
Kontributor Berita : Ign. Adi Kurniawan
Editor : Yogo Raharjo