KRAKATOA.ID, BANDARLAMPUNG — Muhammad Bilal Mahasiswa Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Lampung (Unila) menjadi delegasi yang dipilih Unila dalam kegiatan edukatif mengenai kopi yakni Summer Course of Coffee di Universitas Jember pada 5-14 Agustus 2024.
Program ini melibatkan beberapa universitas di Indonesia diantaranya Universitas Gadjah Mada, Institut Pertanian Bogor, Universitas Syiah Kuala, Universitas Brawijaya, UPN Jawa Timur, Universitas Hasanudin, dan Universitas Mataram, serta universitas dari Jepang yakni Rakuno Gakuen University dan dari Amerika Serikat UC Davis.
Program ini berfokus pada edukasi mengenai kopi, mulai dari pemanenan hingga menjadi produk yang siap dikonsumsi, serta eksplorasi budaya dan wisata. Program ini juga mencakup sesi diskusi dengan para ahli, kunjungan ke perkebunan kopi, dan konferensi internasional.
Kegiatan diawali dengan pembukaan program di Gedung Rektor Universitas Jember pada Senin, 5 Agustus 2024. Para peserta diajak mengenal dan mengunjungi lingkungan kampus setempat, seperti Center for Development of Advanced Sciences and Technology (CDAST), Gedung Fakultas Pertanian dan Taman Kebangsaan.
Selain itu, terdapat sesi sharing dan diskusi dengan menghadirkan tiga pemateri yaitu Prof. Tonya Kuhl dari UC Davis, Noor Ariefandie dari Indonesian Coffe and Cocoa Research Institute, dan Asmak Afriliana dari Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember. Setelah itu para peserta melakukan kunjungan di Koperasi Kopi Silo.
Mahasiswa yang akrab disapa Bilal juga mengikuti eksplorasi budaya dan wisata yang ada di daerah Jember dan sekitarnya. Peserta diajak untuk membatik, belajar Tari Molong Kopi dan mengunjungi tempat wisata Kawah Wurung, Pantai Papuma, Perkebunan Kopi, Sekolah Kopi Raisa Center dan melihat produksi kopi luwak.
Setelah mengikuti berbagai rangkaian acara, para peserta juga turut mengikuti International Conference Plantation Corps Management pada Rabu, 14 Agustus 2024. dalam sesi ini, Bilal turut mempresentasikan abstrak dengan judul, “Development of a Rotating African Bed Drying System for Coffee to Enhance Process Efficiency of Silo Coffee Plantation”.
Dalam program ini Bilal berhasil mendapatkan penghargaan sebagai best presenter dengan melakukan presentasi yang membahas mengenai permasalahan pengeringan kopi yang tidak merata karena kurangnya terpapar sinar matahari atau sumber panas, sehingga dengan adanya rotating drying bed system pengeringan dari kopi, yang diharapkan lebih efisien dan pengeringannya dapat merata.***