KRAKATOA.ID, LAMPUNG SELATAN — Kegiatan unik dilaksanakan sekitar 250 petani di Dusun Bedelan RT 7, Desa Way Gelam, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lampung Selatan dalam memperingati Hari Ulang Tahun ke-78 Kemerdekaan Republik Indonesia, yakni dengan menggelar upacara bendera. Para petani memakai pakaian ala kadarnya yang biasanya digunakan ke sawah.
Upacara dilaksanakan di halaman SD 2 Way Gelam dan telah dihias dengan berbagai hasil panen warga petani setempat setempat seperti padi, singkong, pisang, kelapa, sayur-mayur dan lain-lain.
Meskipun tidak terbiasa mengikuti upacara bendera, namun berkat bantuan dan peran serta para mahasiswa UIN Raden Intan Lampung yang sedang melakukan (Kuliah Kerja Nyata) KKN di Desa Way Gelam, para petugas dapat menjalankan dengan baik, bendera pun dapat berkibar dengan sempurna.
Dalam upacara ini para peserta tidak diwajibkan menggunakan pakaian khusus, namun dibebaskan untuk memakai pakaian yang biasa digunakan sehari-hari untuk beraktivitas di sawah. Bahkan dalam upacara itu beberapa petani turut serta membawa cangkul dan sabit.
“Dalam memperingati HUT RI ke-78 kali ini kita menggambil tema tentang pertanian, mengapa kita mengambil tema ini? karena sebagian besar di desa kita adalah petani, mengingat betapa pentingnya ketahanan pangan,” kata Ngaderi Ketua RT VII seperti dikutip dari Altumnews.com, Sabtu (19/8/2023).
Menurut Deri urusan nasionalisme, warga RT-nya tak mau kalah. Bahkan petani yang masih disibukkan dengan rutinitasnya di sawah, tetap menyempatkan menggelar upacara bendera memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia.
“Ini merupakan wujud nasionalisme warga dusun Bedalan pada khususnya. Ini inisiatif para petani. Setidaknya ini menggambarkan kecintaan kami kepada daerah dan bangsa ini serta menumbuhkembangkan rasa nasionalisme dan kebersamaan,” kata Deri.
Sementara itu Didik Wibawa, ketua pemuda setempat menjelaskan motivasi melaksanakan upacara bendera memperingati HUT RI.
“Upacara dengan tema seperti itu sangat menarik dan membanggakan, karena mampu membangkitkan semangat kaum petani, dengan pakaian dan peralatan ala kadarnya, para petani khidmat mengikuti upacara, antusiasme mereka sangat besar, bisa dilihat dari keseriusan mereka dalam berdandan ala petani, berpakaian adat jawa, dan menggunakan siger Lampung, berkebaya dan ada pula yg membawa sayur mayur hasil pertanian.”
“Jiwa patriotisme mereka sangatlah membara tak kalah dengan upacara para pelajar. Dan tak kalah pentingnya ikon petani yang selalu mereka sematkan dalam upacara yaitu tudung tani atau capil, itulah yang menjadi ciri khas petani Indonesia, kami sangatlah bangga menjadi warga RT 7,” pungkas Didik Wibawa.
Terpisah Ghina Asmalia perwakilan dari mahasiswa UIN Raden Intan Lampung mengutarakan kesannya.
“Sangat terkesan, karena tema yang dipakai sangat unik dan sesuai dengan mata pencaharian di Desa Way Gelam, yaitu petani. Petani yang bekerja pagi hingga petang untuk mensejahterakan masyarakat dalam ketahanan pangan, petani adalah pejuang, petani adalah pahlawan,” kata Ghina Asmalia, Sabtu (19/8/2023).
Ghina Asmalia dan 11 mahasiswa KKN Raden Intan Lampung lainnya terlibat dalam persiapan kegiatan ini.
“Kami turut serta memberi ide kepada siswa-siswi SDN 02 Way Gelam untuk memakai kostum bertemakan pejuang,” jelas Ghina Asmalia.
Selain itu, kegiatan ini menurut Ghina dinilai dapat mengedukasi warga setempat untuk lebih mencintai negerinya yaitu Republik Indonesia. Selanjutnya, menumbuhkan semangat juang untuk memajukan desanya dengan lebih giat lagi dalam bekerja dan membangun.
Untuk diketahui pengibaran sang pusaka merah putih dilakukan dengan lancar dan khidmat oleh para anggota PASKIBRA SD 2 Way Gelam, diikuti oleh seluruh siswa-siswi serta wali murid SD 2 Way Gelam, dan seluruh warga dusun setempat.
Usai upacara dipertunjukan penampilan lagu bertemakan kemerdekaan yang dinyanyikan oleh Masayu Siti Azalia Andien dari Prodi Komunikasi Penyiaran Islam UIN Raden Intan Lampung serta dilanjutkan dengan pembagian hadiah lomba 17 Agustus.***