SMA Xaverius Bandar Lampung dan Unika Soegijapranata Semarang Selenggarakan Seminar “Positive Parenting”

KRAKATOA.ID, BANDAR LAMPUNG — SMA Xaverius Bandar Lampung berkerja sama dengan Universitas Katolik Soegijapranata Semarang mengadakan seminar bersama para orang tua/ wali murid pada hari Jumat, 31 Januari 2025 di Ruang Multimedia SMA Xaverius Bandar Lampung. Seminar ini dihadiri oleh para orang tua/ wali murid serta para guru dan karyawan SMA Xaverius Bandar Lampung.

Seminar merupakan pertemuan untuk membahas masalah atau topik tertentu di bawah pimpinan seorang pakar. Dalam hal ini SMA Xaverius Bandar Lampung menghadirkan trainer, motivator, dan dosen psikologi dari Unika Soegijapranata, Kuriake Kharismawan, S.Psi., M.Si. Psikolog (Psikolog Klinis). Seminar ini mengangkat tema “Positive Parenting”.

Positive parenting atau pengasuhan positif di sini adalah pengasuhan yang dilakukan berdasarkan kasih sayang, saling menghargai, pemenuhan dan pelindungan hak anak, terbangunnya hubungan yang hangat, bersahabat dan ramah antara anak dan orang tua, serta menstimulasi tumbuh kembang anak, agar optimal.

Menurut F.X. Agung Sucahyo, S.Pd., M.M., selaku Kepala SMA Xaverius Bandar Lampung, generasi sekarang adalah generasi Z. Oleh karena itu, kita perlu banyak belajar agar lebih memahami karakter anak, saat anak di rumah maupun saat anak di sekolah.
“Kami menganggap seminar “Positive Parenting” ini sangat penting untuk kita semua. Baik untuk para orang tua/ wali murid dan juga untuk para guru SMA Xaverius Bandar Lampung. Harapan kami, kami bisa mendampingi anak didik agar bisa menjadi pribadi yang memiliki karakter yang tangguh, ” ujar F.X. Agung Sucahyo, S.Pd., M.M.

Dalam materi seminar, Kuriake Kharismawan, S.Psi., M.Si. Psikolog (Psikolog Klinis) menyatakan bahwa anak-anak kita sekarang kebanjiran berita, terlalu mudah untuk memperoleh informasi, termasuk informasi negatif. Sehingga anak-anak kita memiliki pikiran yang negatif. Depresi anak-anak paling banyak karena masalah sepele. Saat ini untuk pintar itu mudah karena maraknya teknologi, tetapi untuk tangguh itu sulit.

BACA JUGA :  Puluhan Peserta Ikuti Pelatihan Petugas Data dan Informasi Tingkatkan Manajemen Data Unila

“Kita sebagai orang tua tidak terbiasa untuk berganti peran menjadi galak dan lembut. Kita semua setuju bahwa kekerasan pada anak itu jahat, tetapi perlindungan yang berlebihan pada anak itu jauh lebih jahat karena membuat anak menjadi rapuh. Oleh karena itu, kita harus mengasihi dengan lembut, tegas, dan menjadikan diri kita sebagai model,” ujar Kuriake Kharismawan, S.Psi., M.Si. Psikolog (Psikolog Klinis).

Lebih lanjut Kuriake menyatakan bahwa lembut dapat dilakukan dengan mendoakan, sharing, dan memuji/ mengapresiasi. Tegas dapat dilakukan sesuai dengan Amsal 29:15 “Tongkat dan teguran mendatangkan hikmat, tetapi anak yang dibiarkan mempermalukan ibunya”. Menjadi model dapat dilakukan dengan menjadi teladan bagi anak-anak sesuai dengan 1 Timotius 4:12 “Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu”.

Pada bagian akhir penyampaian rangkaian proses pendampingan anak, Kuriake mengajak semua peserta untuk tetap bersemangat. Bersemangat dalam situasi apapun yang sedang dialami oleh anak. Salam Xavepa HEBAT!***

Kontributor Berita : Resti Hosiana
Editor : F. Joko Winarno