Gas Bumi, Warga, dan Sebuah Pagi Bersama PGN Lampung di Way Halim

KRAKATOA.ID, BANDAR LAMPUNG – Aula Kantor Kelurahan Perumnas Way Halim tampak berbeda dari biasanya, Minggu (4/5/2025) pagi itu. Bukan untuk rapat RT atau pengurusan administrasi kependudukan, tetapi dipenuhi puluhan warga yang datang dengan antusias—bukan sekadar mendengar sosialisasi, tapi juga ingin tahu lebih dalam tentang gas yang selama ini mengalir ke dapur rumah mereka: gas bumi dari PGN.

Di tengah barisan kursi plastik yang tersusun rapi, Tim dari PGN Lampung, berdiri dengan tenang sambil memegang mikrofon. Hari itu, mereka tidak hanya datang sebagai perwakilan perusahaan, tetapi sebagai narasumber yang membawa misi edukasi—tentang cara berlangganan, membayar tagihan, hingga menjaga keselamatan dari potensi bahaya kebocoran.

“Gas memang hemat dan praktis, tapi keselamatan harus tetap jadi prioritas,” ujar Area Head PGN Lampung, Ahmad Abrar.

Warga menyimak dengan saksama. Beberapa mencatat, sebagian lain sesekali mengangguk tanda mengerti.

Sosialisasi yang digelar dalam rangka menyambut HUT ke-60 PGN ini bukan sekadar penyuluhan teknis.

“Kami ada bazar tebus murah, jadi harga pake sembako isi gula, minyak goreng, dan susu kita jualnya Rp20,000 atau diskon 60%. Kami ingin hadir tidak hanya sebagai penyedia layanan, tapi sebagai mitra bagi masyarakat,” ucapnya.

Materi yang disampaikan pun sangat praktis: cara membaca meteran gas, menghitung pemakaian, hingga metode pembayaran yang kini bisa dilakukan dengan mudah di Indomaret, Alfamart, Kantor Pos, hingga platform digital seperti Tokopedia dan Shopee.

Namun, bukan itu yang paling menyentuh hati warga. Bagi mereka, kedatangan langsung pihak PGN membawa dampak psikologis yang tak kalah penting: rasa aman.

Ismaryati, salah satu warga yang hadir, mengaku lega setelah mengikuti kegiatan itu.

“Kami jadi tahu bagaimana cara pakainya yang benar, juga apa yang harus dilakukan kalau ada bau gas,” katanya.

BACA JUGA :  Banjir Landa Sejumlah Desa di Kecamatan Candipuro Lampung Selatan

Selama ini, ia mengaku belum pernah mengalami kendala berarti. “Tiap bulan bayarnya Rp 45 ribu saja. Hemat, alhamdulillah.”

Lurah Perumnas Way Halim, Siagawanto, juga menyambut baik kegiatan tersebut. Ia menyebutkan, sempat ada kejadian pipa bocor beberapa waktu lalu, dan pihak PGN tanggap menangani laporan.

“PGN tidak hanya menanam pipa, tapi juga memantau kondisi di lapangan. Itu yang membuat warga merasa lebih percaya,” katanya.

PGN memang mengingatkan warga agar tidak sembarangan melakukan aktivitas gali tanah atau membuat sumur bor tanpa menginformasikan terlebih dahulu. Pasalnya, pipa gas sudah tertanam di sepanjang kawasan Way Halim. Nomor 135 disediakan sebagai saluran cepat bagi masyarakat untuk melaporkan hal-hal mencurigakan terkait jaringan gas.

Dari sekadar “layanan utilitas”, gas bumi kini mulai terasa sebagai bagian dari kehidupan warga. Dan PGN, perlahan tapi pasti, membangun kepercayaan itu—bukan hanya lewat pipa yang tersembunyi di bawah tanah, tapi juga lewat edukasi yang hadir langsung, setara, dan membumi di tengah masyarakat.

Hingga kini, layanan PGN telah menjangkau delapan kecamatan di Bandar Lampung, termasuk Way Halim, Sukarame, Kedaton, dan sebagian wilayah Labuhan Ratu. Target mereka selanjutnya adalah memperluas jaringan dan membangun kesadaran kolektif tentang pentingnya penggunaan gas yang aman, efisien, dan bertanggung jawab.

Dan hari itu, di sebuah aula sederhana di sudut kota Lampung, langkah kecil ke arah itu pun dimulai—dari tatap muka, cerita warga, dan satu pesan sederhana: keselamatan dimulai dari rumah sendiri.***