KRAKATOA.ID, BANDARLAMPUNG — Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Lampung Dr. Moh Bahruddin mengajak masyarakat menjaga nilai kebersamaan agar toleransi beragama di Indonesia bisa terus menguat. Ia berharap aksi penodaan terhadap satu agama tidak terjadi di Indonesia.
Pernyataan Ketua FKUB Lampung ini merespons aksi pembakaran Al-Qur’an di Swedia. Menurut dia, aksi tersebut sangat disesalkan, melanggar hak asasi manusia, dan melanggar keluhuran nilai suci agama. Namun dia mengimbau umat islam pada khususnya untuk tidak terprovokasi dan menyikapinya dengan cerdas dan cermat.
“Ya tentu yang pertama mengutuk prilaku seperti itu, karena itu dapat menggangu kerukunan antar umat beragama.Tapi meski demikian saya berharap pada umat beragama khususnya umat islam untuk cerdas dan cermat menyikapi itu dan tidak mudah terprovokasi. Artinya apa ketidak sukaan kita, kebencian kita, kutukan kita tidak boleh over dosis dalam artian tidak membesar-besarkan, ngabisin energi yang kontra produktif maksudnya,” kata Bahruddin saat dihubungi Krakatoa.id, Jumat (03/02/2023).
Bahruddin meminta umat Islam tidak terprovokasi. Apalagi sampai membuat aksi balasan, karena itu bisa memicu gesekan antara umat beragama. Dia meminta umat Islam menerapkan sikap utama dalam Islam yaitu wasathiyah.
“Ya kita mohon maaf itu kadang-kadang kita sering berlebihan. Kalau kita mengatakan diam saja berarti rela ya tidak seperti itu. Agama ini agama Allah diturunkan Allah dan Allah yang menjaga, Allah langsung yang menjaga. Apa dengan perbuatan itu kemudian umat islam akan berkurang? Syiar islam akan berkurang? Menurut saya tidak. Justru kebenaran agama islam akan terseleksi oleh alam dan dari hari ke hari semakin banyak umatnya.”
“Justru semakin kita arif menyikapi itu, ketika kita santun menyikapi itu secara proporsional bukan tidak mungkin ini adalah salah satu strategi dakwah kita Yg benar “ooh ternyata Islam tidak beringas, tidak sensitif, tidak mudah terprovokasi, ternyata bagus. Tidak menutup kemungkinan orang-orang yang tadinya non muslim menjadi masuk islam karena kearifan kita, kebijakan kita,” pungkasnya.***