KRAKATOA.ID, LAMPUNG SELATAN — Yuli Nugrahani, seorang pendaki asal Hajimena, Lampung Selatan, baru-baru ini mengungkapkan kekhawatirannya mengenai kondisi jalur pendakian Gunung Rajabasa setelah pendakian yang dilakukannya bersama suaminya, Piet Hendro, pada 24-25 Agustus 2024.
Yuli, yang juga menjabat sebagai Ketua Komisi Keadilan, Perdamaian, dan Pastoral Migran Perantau (KKPPMP) Keuskupan Tanjungkarang, menyampaikan sejumlah keluhan terkait pengalaman mendaki mereka melalui jalur Sumur Kumbang.
Yuli menyoroti beberapa masalah utama selama pendakian mereka. Pertama, ia mencatat bahwa basecamp pendakian tampak tidak diurus dengan tertib.
“Banyak pendaki yang tidak terdaftar, bahkan beberapa di antaranya bisa memulai pendakian tanpa melewati basecamp, sehingga mereka tidak mendapatkan briefing mengenai risiko dan pantangan yang harus diperhatikan,” ungkap Yuli kepada Krakatoa.id, di Bandarlampung, Minggu (25/8/2024).
Selain itu, Ketua Forum Puspa ini juga mencatat masalah dengan penunjuk arah di jalur pendakian. “Meskipun penunjuk arah baru telah dipasang, banyak di antaranya sudah lepas dan membingungkan pendaki. Ia juga menyebutkan bahwa banyak penanda pos yang sudah rusak, termasuk Pos 5 yang kini tidak lagi memiliki tanda, ” imbuhnya.
Yang lebih memprihatinkan, Yuli mengamati peningkatan jumlah sampah yang dibuang sembarangan di jalur pendakian, serupa dengan masalah yang juga dihadapi di gunung-gunung lain di Lampung. Hal ini menambah kekhawatiran mengenai kebersihan dan kelestarian jalur pendakian Gunung Rajabasa.
Yuli berharap agar pihak berwenang dan komunitas pendaki dapat bekerja sama untuk memperbaiki kondisi ini, dengan meningkatkan pengelolaan basecamp, memperbaiki penunjuk arah dan penanda pos, serta menangani masalah sampah secara lebih efektif untuk menjaga keindahan dan kelestarian Gunung Rajabasa.
Ketua KKPPMP Keuskupan Tanjungkarang ini juga berharap agar dipasang tugu permanen di puncak Gunung Rajabasa. Menurutnya, tugu ini tidak hanya akan memberikan identifikasi yang jelas bagi pendaki, tetapi juga dapat menjadi simbol penghargaan terhadap keindahan alam gunung tersebut.***