KRAKATOA.ID, BANDARLAMPUNG — Pada Jumat, 23 Agustus 2024 para siswa kelas X-5 SMA Xaverius Bandarlampung melaksanakan pembelajaran seperti biasa. Pada pembelajaran matematika yang biasanya membosankan dikemas dengan menarik oleh guru matematika SMA Xaverius Bandarlampung,Skolastika Ria Meiartiwi dengan pembelajaran kelompok yang dilakukannya.
Ria sapaan Skolastika Ria Meiartiwi kepada Krakatoa.id mengatakan bahwa para siswa dibagi menjadi tujuh kelompok yang masing-masing beranggotakan lima orang.
“Pembelajaran kelompok kali ini memasuki materi baru yakni eksponen, yang membahas mengenai persamaan eksponen dan bentuk akar. Pada pembelajaran kali ini siswa-siswi diberikan tujuh soal persamaan eksponen dan bentuk akar,” kata Ria, Senin (2/9/2024).
Lebih lanjut Ria menambahkan bahwa pada hari senin, tanggal 26 Agustus 2024, mereka mengerjakan di papan tulis dan menjelaskan kepada teman-teman di kelas.
“Kerja kelompok ini sangat menarik karena membantu para siswa-siswi belajar dari teman sebaya, dan dengan metode ini dirasa lebih nyaman bagi sebagian besar siswa-siswi yang kerap kali enggan untuk bertanya ke guru karena malu.”
“Dengan kerja kelompok ini siswa-siswi dapat lebih nyaman untuk bertanya kepada ketua kelompok atau anggota kelompok lain yang sudah lebih dulu paham, namun jika pada akhirnya ada kesulitan, maka siswa-siswi dapat bertanya kepada guru.”
“Pada pembelajaran kali ini siswa-siswi akan dipanggil secara acak dengan menggunakan spin the wheel untuk mewakili kelompok mengerjakan soal dan menjelaskan soal yang telah diberikan,” kata dia.
Ria juga berharap dengan pembelajaran secara berkelompok ini siswa-siswi dapat menguasai semua tipe soal yang diberikan.
Setelah pembelajaran berkelompok ini beberapa siswa-siswi menyatakan lebih mudah mengerti dengan metode pembelajaran ini. Siswa-siswi juga mengatakan bahwa dengan metode ini mereka dapat menjelaskan dengan baik bagaimana cara mengerjakan soal matematika tersebut.
“Dengan adanya kegiatan kelompok ini, saya merasa lebih bisa paham, dan dapat membangun chemistry yang baik antar sesama teman,” ucap Lovita salah seorang siswi X-5.
Dalam dunia pendidikan, istilah belajar kelompok sering disebut dengan cooperative learning. Tujuan dari model pembelajaran secara kelompok adalah untuk membantu peserta didik dapat belajar secara kelompok dengan teman-temannya.
Tidak hanya itu saja, belajar kelompok juga bertujuan untuk membantu peserta didik saling menghargai pendapat satu dengan yang lainnya. Juga memberikan kesempatan bagi orang lain untuk mengemukakan gagasannya. Belajar kelompok merupakan salah satu bentuk kerjasama yang sering terjadi di sekolah. Model pembelajaran ini tidak hanya memiliki banyak tujuan yang membantu meningkatkan pembelajaran saja, namun juga memiliki manfaat yang berguna bagi siswa. Salam Xavepa Hebat.***
Kontributor : Elysia Ina Tulit Libu Kleden
Editor : Valentinus Utomo dan F. Joko Winarno