Menjaga Kerukunan dan Demokrasi di Lampung Menjelang Pemilukada 2024

KRAKATOA.ID, BANDARLAMPUNG — Menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pemilukada) serentak pada 27 November 2024, Provinsi Lampung menghadapi tantangan penting dalam menjaga harmoni antarumat beragama. Di tengah keragaman budaya, agama, dan etnis yang ada, upaya untuk memelihara kerukunan harus menjadi prioritas utama. Dalam konteks ini, DPD Perwakilan Umat Buddha Indonesia (WALUBI) Provinsi Lampung, melalui Ketua Andi Lie Wirawan, menekankan perlunya penyelenggaraan pemilu yang damai dan bertanggung jawab.

Lampung merupakan rumah bagi beragam komunitas, termasuk umat Buddha, Islam, Kristen, dan Hindu. Menurut data BPS 2020, lebih dari 80% penduduk Lampung beragama Islam, sedangkan umat Buddha dan kelompok minoritas lainnya juga memiliki peran penting dalam tatanan sosial. Dalam situasi seperti ini, potensi konflik dapat muncul jika isu-isu sensitif tidak dikelola dengan bijak. Oleh karena itu, setiap individu diharapkan menyadari tanggung jawab mereka dalam menggunakan hak pilih. Partisipasi aktif dalam pemilu bukan sekadar hak, melainkan juga kewajiban moral yang harus dipenuhi untuk keberlangsungan pembangunan daerah.

WALUBI mengajak semua warga Lampung untuk tidak bersikap golput. Data menunjukkan bahwa dalam pemilihan sebelumnya, tingkat partisipasi pemilih di Lampung mencapai sekitar 75%. Keterlibatan yang tinggi sangat penting agar suara masyarakat, termasuk suara umat Buddha, didengar dan diperhitungkan, demi menciptakan pemerintahan daerah yang representatif dan inklusif.

Selanjutnya, Andi Lie Wirawan menyerukan kepada semua partai politik untuk menjunjung tinggi prinsip kejujuran dan keadilan. Dalam sejarah pemilu di Indonesia, terdapat berbagai insiden yang merusak kerukunan, seperti penyebaran isu-isu yang mengadu domba. Oleh karena itu, semua pihak diharapkan untuk menjauhkan diri dari praktik tersebut dan fokus pada kampanye yang konstruktif dan mendidik.

Partai politik juga memiliki tanggung jawab untuk membina kader mereka agar memiliki wawasan kebangsaan yang kuat dan komitmen terhadap kerukunan antarumat. Kader yang berintegritas dan memahami keberagaman akan mampu menciptakan suasana pemilu yang lebih positif, mengurangi potensi gesekan yang bisa merusak harmoni sosial.

BACA JUGA :  Bertemu Tokoh-tokoh Islam di Istiqlal, Raisi: ISIS Merusak Citra Islam

Di sisi lain, calon pemimpin yang akan bertarung dalam pemilukada perlu menghindari taktik merusak, seperti politik uang dan kampanye hitam. Praktik semacam ini tidak hanya merugikan integritas pemilu tetapi juga dapat memperburuk hubungan antarumat beragama. Dengan mengedepankan etika dan moral dalam kampanye, mereka dapat menunjukkan komitmen untuk memimpin dengan adil dan bertanggung jawab.

WALUBI juga menekankan pentingnya peran media dalam menciptakan opini publik yang positif. Media harus berfungsi sebagai wahana edukasi yang menyebarkan informasi akurat dan mendidik masyarakat tentang proses demokrasi. Dengan demikian, media dapat membantu menciptakan suasana kondusif untuk pemilu yang damai dan harmonis.

Akhirnya, seluruh elemen masyarakat, termasuk umat Buddha, diharapkan untuk menerima hasil Pemilukada sebagai kemenangan bersama. Dengan memaknai pemilu sebagai refleksi dari kehendak rakyat, kita dapat memperkuat persatuan di tengah keragaman yang ada.

Dengan semua upaya ini, kita berharap Pemilukada 2024 di Provinsi Lampung akan berlangsung dengan damai dan berkontribusi pada pembangunan daerah yang inklusif. Mari kita jaga kerukunan dan demokrasi, menjadikan pemilu ini sebagai momen untuk memperkuat kebersamaan kita sebagai satu bangsa.***