KRAKATOA.ID, MONGOLIA — Paus Fransiskus hari Senin (4/9) bersikeras bahwa hubungan Vatikan dengan China berjalan baik, namun masih perlu upaya untuk menunjukkan kepada Beijing bahwa Gereja Katolik tidak terikat pada kekuatan asing.
Paus Fransiskus berbicara tentang hubungan Takhta Suci dengan China selama konferensi pers dalam perjalanan pulang dari Mongolia. Beijing dan tindakan kerasnya terhadap kelompok agama minoritas membayangi kunjungan kepausan pertama yang bersejarah ke negara mayoritas beragama Buddha.
Paus Fransiskus mengirimkan telegram ucapan selamat kepada Presiden China Xi Jinping saat pesawatnya terbang datang melalui wilayah udara China dan menuju Mongolia. Paus juga memberikan sapaan khusus kepada masyarakat China pada akhir Misa utamanya di Ulanbaatar.
Ia mengundang ke altar, para uskup Hong Kong saat ini dan yang sudah pensiun untuk menunjukkan “kehangatannya” terhadap rakyat China.
Namun hubungan keduanya masih tegang, terutama karena perjanjian lima tahun mengenai pencalonan uskup Katolik. Perjanjian tahun 2018 bertujuan untuk menyatukan sekitar 12 juta umat Katolik di China, yang terbagi antara gereja resmi dan gereja bawah tanah yang setia kepada Roma. Gereja kedua muncul ketika Komunis berkuasa dan hubungan diplomatik antara Tahta Suci dan China putus.
Pada hari Senin di Beijing, juru bicara Kementerian Luar Negeri Mao Ning ketika ditanya tentang ucapan selamat hari Minggu Paus kepada rakyat China mengatakan “Kami telah melihat laporan yang relevan, dan rekan-rekan saya telah menyampaikan posisi China sebelumnya. China selalu mengambil sikap positif terhadap hal meningkatkan hubungan dengan Vatikan dan memelihara kontak dan komunikasi dengan Vatikan.” [my/jm]