KRAKATOA.ID, BANDAR LAMPUNG – Di tengah tantangan pendakian Gunung Seminung yang menantang, empat siswa Pramuka Minat Xavepa (SMA Xaverius Bandar Lampung) membuktikan bahwa nilai-nilai HK3P—Humanis, Kecerdasan, Kejujuran, Kedisiplinan, dan Pelayanan—telah mendarah daging dalam diri mereka.
Acara yang diselenggarakan oleh Radio Suara Wajar ini, bertajuk “51 Tahun Radio Suara Wajar Goes To Seminung Mountain”, berlangsung pada 1-2 November 2024 dan diikuti oleh 26 peserta dari berbagai komunitas di Keuskupan Tanjungkarang.
E. Gamma Pranadenta, S. Kajen Murakabi, Vinsensius Robet Danuarta, dan Nicolas Yordan Haroan Turnip adalah wakil SMA Xaverius yang turut serta dalam pendakian ini. Dalam perjalanan yang menantang, mereka tidak hanya berjuang untuk mencapai puncak, tetapi juga saling mendukung dan membantu satu sama lain, menggambarkan esensi solidaritas yang kuat di antara mereka.
Gamma, yang juga Ketua OSIS, berbagi pengalaman pertamanya mendaki gunung tertinggi ke-5 di Provinsi Lampung ini.
“Wah, trek-nya sangat terjal, seperti ‘kepala ketemu batu’. Ini pertama kalinya kami mendaki Gunung Seminung. Kapok enggak, tapi kami penasaran untuk mendaki gunung lainnya,” ucap dia, Sabtu (4/10/2024).
Menurutnya pengalaman ini bukan hanya tentang mencapai puncak, tetapi juga tentang belajar menghadapi tantangan dan bekerja sama.
Vinsensius Robet Danuarta menambahkan bahwa hendaknya rasa solidaritas selalu dijunjung tinggi oleh semua siswa SMA Xaverius Bandar Lampung.
“Kami saling tolong-menolong ketika rekan-rekan mengalami kesulitan turun. Ini adalah bentuk solidaritas tanpa batas. Ini ciri khas siswa Xaverius, menjunjung tinggi rasa solidaritas. Salam lestari, salam HK3P!”
S. Kajen Murakabi juga menceritakan pengalaman selama perjalanan. mereka menghadapi berbagai tantangan, termasuk saat mendirikan tenda.
“Kami sempat panik karena tenda yang tertukar. Waktu itu, dinginnya luar biasa, dan kami harus cepat-cepat mendirikan tenda agar tidak terkena hipotermia,” jelas S. Kajen Murakabi, yang juga merasakan keseruan dan tantangan selama pendakian.
“Kesannya sangat seru dan menantang karena trek-nya bikin kaki bergetar. Tujuh jam perjalanan naik sangat menguras tenaga,” ucap dia.
Menurutnya kegiatan ini tidak hanya membangun ketahanan fisik tetapi juga mental. Para siswa belajar pentingnya persiapan, baik dari segi fisik maupun keterampilan mendirikan tenda, agar dapat menghadapi situasi darurat.
“Kami seharusnya belajar mendirikan tenda terlebih dahulu. Penting untuk menyiapkan fisik agar tidak kelelahan di tengah perjalanan,” tambah Kajen.
Aksi solidaritas dan ketekunan yang ditunjukkan siswa-siswi SMA Xaverius Bandar Lampung di Gunung Seminung adalah contoh nyata bahwa semangat HK3P bukanlah sekadar jargon. Dengan saling mendukung dan bekerja sama, mereka tidak hanya mencapai puncak gunung, tetapi juga mengukir kenangan dan nilai-nilai yang akan terus mereka bawa dalam perjalanan hidup mereka.***