Wali Kota Eva Dwiana Siap Hadapi Aspirasi Warga: Batal Bertemu Pendemo, Komitmen Tetap Jalan

KRAKATOA.ID, BANDAR LAMPUNG – Wali Kota Bandar Lampung, Eva Dwiana kembali menunjukkan komitmennya sebagai pemimpin yang terbuka terhadap suara masyarakat. Di tengah padatnya agenda pemerintahan, dirinya menyempatkan diri untuk hadir langsung ke kantor Pemkot demi menemui delapan orang pendemo yang menyuarakan aspirasi soal penanganan banjir.

Namun, pertemuan itu urung terjadi. Meski begitu, Eva Dwiana menegaskan bahwa dialog yang terbuka tetap menjadi prinsip dalam kepemimpinannya.

“Setelah acara, Bunda sudah siapkan waktu untuk bertemu dengan masyarakat yang melakukan aksi. Tapi setelah mereka berdialog (dengan pihak lainnya), pertemuan itu batal secara sepihak,” jelas Eva saat dikonfirmasi, Jumat (25/4).

Menurut Eva, Pemerintah Kota telah menyiapkan solusi yang selama ini juga telah dijalankan secara bertahap. Mulai dari normalisasi saluran air, pembangunan embung, hingga penertiban bangunan liar yang menghambat aliran sungai.

“Bunda siapkan semuanya, data dan paparan untuk menjelaskan langsung kepada mereka. Termasuk program penghijauan yang juga mendukung upaya pencegahan banjir,” ujarnya.

Kepala Satpol PP Kota Bandar Lampung, Ahmad Nurizki Erwandi, menambahkan bahwa Eva Dwiana langsung menuju kantor pemerintah usai menyapa warga di Kecamatan Enggal, sebagai bentuk keseriusannya menemui massa aksi.

“Beliau datang dengan niat baik untuk berdialog. Tapi setelah massa berdiskusi, mereka justru membatalkan pertemuan dan membubarkan diri,” jelas Rizki.

Meski begitu, Eva Dwiana tetap membuka pintu komunikasi dan menyambut semua kritik, masukan, maupun aspirasi dari masyarakat—baik secara langsung maupun melalui kanal resmi Pemkot.

“Bunda tidak pernah menutup diri. Pemimpin itu harus mau mendengar, apalagi jika tujuannya untuk kebaikan bersama,” tegasnya.

Dokumentasi kegiatan dan program Pemkot dapat dilihat melalui akun resmi Kominfo Bandar Lampung.***

BACA JUGA :  Rakor Pembahasan Rencana Kerja Sama Terpadu Unila, Itera, dan Universitas Malahayati dengan University of Ciberjaya Malaysia