Teknologi Appostrap Jadi Sorotan dalam Upaya Lampung Hadapi Ancaman Abrasi dan Perubahan Iklim

KRAKATOA.ID, PESAWARAN — Inovasi teknologi pemecah gelombang bernama Appostrap mulai diterapkan di pesisir Desa Gebang, Kecamatan Teluk Pandan, Kabupaten Pesawaran, sebagai langkah konkret Pemerintah Provinsi Lampung dalam menghadapi ancaman abrasi dan perubahan iklim.

Penerapan Appostrap ini ditinjau langsung oleh Gubernur Lampung, Rahmat Mirzani Djausal, dalam rangkaian kegiatan penanaman 3.000 bibit mangrove yang menjadi bagian dari program rehabilitasi pesisir terpadu.

Teknologi Appostrap, yang dikembangkan sebagai alat pemecah ombak sekaligus penangkap sedimen, sebelumnya telah diuji coba oleh PT Pertamina Hulu Energi Offshore Southeast Sumatra (PHE OSES) di Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Kini, teknologi ini diadopsi untuk mengatasi tantangan lingkungan di pesisir Lampung.

“Teknologi Appostrap adalah solusi yang tidak hanya melindungi garis pantai dari abrasi, tetapi juga mendukung restorasi ekosistem mangrove dan meningkatkan kesuburan lahan tambak,” ujar Gubernur Lampung dalam sambutannya.

Gubernur menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam menjaga lingkungan pesisir yang semakin rentan terhadap krisis iklim. Ia juga menyampaikan bahwa teknologi seperti Appostrap sejalan dengan komitmen pemerintah untuk membangun sistem pertahanan pesisir yang adaptif dan berkelanjutan.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Lampung, Ir. Liza Derni, M.M., menjelaskan bahwa Appostrap tidak hanya berfungsi sebagai penghalang alami gelombang laut, tetapi juga mampu memerangkap sedimen yang terbawa arus sehingga mempercepat proses alami pembentukan daratan dan habitat mangrove.

“Kami berharap ke depan, teknologi ini dapat digunakan lebih luas, terutama di wilayah pesisir yang rawan abrasi seperti Teluk Lampung, pantai timur dan pantai barat,” ungkap Liza.

Dukungan dari sektor swasta juga terlihat dalam kegiatan ini. PT Indokom Samudra Persada menyediakan lahan tambak dan mendukung kegiatan rehabilitasi mangrove, menjadikan upaya pelestarian ini sejalan dengan produktivitas sektor perikanan.

BACA JUGA :  Rektor Unila Kembangkan Jaringan Internasional di Bangkok: Fokus pada Pertukaran Kolaboratif

Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan antara pelaku usaha dan Pemprov Lampung dalam rangka Program Sister City di sektor kelautan dan perikanan yang berlangsung Maret lalu. Dengan pendekatan inovatif dan kolaboratif ini, Lampung menunjukkan langkah maju dalam memperkuat ketahanan wilayah pesisir menghadapi dampak perubahan iklim.***