KRAKATOA.ID, OGAN KOMERING ILIR — Umat Katolik di Stasi Santo Yusuf Pekerja, Paroki St. Andreas Mesuji Lampung telah bertahun-tahun berbagai gedung gereja dengan jemaat Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI) setempat saat mengikuti Misa Ekaristi dan Ibadat. Hal ini sudah berlangsung hampir 20-an tahun.
Gereja Stasi Santo Yusuf Pekerja berada di Desa Bumi Pratama Mandira, Kecamatan Sungai Menang, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Provinsi Sumatera Selatan. Stasi ini terletak persis di tengah-tengah area tambak udang bekas PT Wachyuni Mandira.
“Untuk pelayanan Misa Ekaristi oleh romo setempat di sini pada Minggu kedua dan Minggu keempat. Untuk jadwalnya hari Sabtu sore jam 16.00 WIB dan pada Minggu pagi jam 10.00 WIB,” jelas Laurensius Suryanto (51) kepada Krakatoa.id, di kediamannya Desa Bumi Pratama Mandira, Minggu (30/10/2022). Suryanto begitu sapaan akrabnya merupakan salah satu tokoh umat katolik di stasi ini.
Menurut Suryanto, bangunan gereja yang sejak tahun 2005 lalu ini digunakan merupakan fasilitas dari PT Wachyuni Mandira (WM).
“Kita berunding awal waktu itu dengan jemaat GPdI di sini untuk menentukan jadwal pemakaian gereja. Dan untuk hari-hari raya untuk umat kita, seperti misalnya kalau Kamis Putih, Jumat Agung baru menggeser jadwal,” jelas Suryanto.
Dijelaskannya ada dua pastor yang melayani di stasinya secara bergantian, satu bulan dua kali jadwal pelayanan misa.
“Kalau saat ini romo yang melayani di sini ada Romo Vincentius Yuda Kiswara, SCJ sebagai pastor kepala paroki dan Romo Emilianus Etrodismas, SCJ sebagai pastor rekan,” paparnya.
Romo yang bertugas utuk memberikan pelayanan misa di sini lanjut Suryanto biasanya bermalam selama di gereja.
“Minep di gereja ada kamar yang memang khusus disediakan di sana. Atau kadang juga minep tempat umat. Dan seusai Misa kami selalu mengadakan makan bersama dengan seluruh umat katolik di sini dan Romo. Untuk tugas memasak kami gilir per kring, jadi kami makan bersama satu Stasi setiap setelah misa, prancisan,” kata Suryanto.
Suryanto menjelaskan saat ini di Stasi Yusuf Pekerja terdapat 27 kepala keluaraga (KK) atau 87 jiwa.
“Kami terbagi dalam empat lingkungan diantaranya; lingkungan Antonius Modul Satu, Stefanus, Santo Matius dan Yohanes,” jelas Suryanto.
Dikatakan Suryanto, Uskup Keuskupan Tanjungkarang Mgr. Yohanes Harun Yuwono sudah dua kali berkunjung ke Stasi Yusuf Pekerja.
“Uskup sudah dua kali ke sini, kalau tidak salah pada tahun 2017 lalu, menginap di sini,” jelas dia.
Suryanto dan seluruh umat Katolik di Stasi Yusuf Pekerja mendambakan memiliki gereja sendiri.
“Kalau lokasinya (gereja) kami di sini sangat menginginkan. Umat juga merindukan itu, enggak campur. Punya gereja sendiri, bisa merawat sendiri, mandiri enggak bareng-bareng,” harap Suryanto.***