KRAKATOA.ID, PESAWARAN — Kegiatan live in siswa siswi SMA Xaverius Bandarlampung di Dusun Wonorejo, Desa Pesawaran Indah, Kecamatan Way Ratai bertujuan untuk membentuk karakter seluruh peserta didik. Kegiatan yang semula hanya mengikuti aktifitas keluarga yang ditempati, ternyata berkembang ke kunjungan rumah warga yang membutuhkan perhatian, sapaan dan uluran tangan.
Setelah mendapatkan informasi dari warga sekitar bahwa ada salah seorang anak bernama Kaila Sri Safitri (8) yang menderita lumpuh sejak bayi. Kaila membutuhkan uluran tangan, maka peserta live in SMA Xaverius Bandarlampung tergerak untuk mengunjungi dan memberikan sedikit bantuan dan perhatian yang diperlukan anak dari dari pasangan Rahmat Basuki dan Fitri.
Sebagai bentuk rasa empati sebagai perwujudan sikap humanis ditunjukkan oleh para siswa dengan datang ke kediaman Rahmat Basuki.
Kaila lahir prematur pada akhir bulan ke-7 pada 2016 silam di bidan yang ada di desa ini. Seiring pertumbuhannya, sarafnya mengalami masalah.
Kedua orang tua Kaila beberapa kali melakukan berbagai pengobatan, namun karena keterbatasan ekonomi orang tua Kaila mengalami hambatan dalam melakukan pengobatan. Akibatnya Kaila mengalami keterlambatan perkembangan fisik maupun mental hingga saat ini berumur 8 tahun.
Kaila sehari-hari hanya bisa tiduran di tempat tidur dan belum bisa duduk, makan dan minum pun dibantu oleh ibunya dengan cara disuapi karena keterbatasan Kayla.
Ayah Kayla adalah penjual cilung papeda dan somay yang setiap hari menjual makanan di depan sekolah-sekolah sekitar Dusun Wonorejo.
Ibunda Kaila, Fitri merupakan ibu rumah tangga yang saat ini sedang mengandung adik Kaila.
Diketahui kondisi Kaila saat ini sudah lebih baik setelah menjalani pengobatan alternatif. Dia bisa tidur dengan nyenyak, tidak rewel, dan lebih mudah untuk buang air besar. Kaila butuh uluran tangan dari berbagai kalangan dalam melakukan pengobatan.
Salah seorang guru pendamping peserta Live In SMA Xaverius Bandarlampung Doni Harjanto ketika dihubungi Krakatoa.id mengungkapkan bahwa empati para siswa disamping berniat untuk memberikan perhatian kepada Kaila juga berharap agar dia bisa mendapatkan perhatian pengobatan dari siapa saja.
“Semoga kunjungan kami mampu mengetuk empati dari banyak orang,” harap Doni Harjanto.***
Penulis : Irene Dea Benita
Editor : F. Joko Winarno