Studi Wisata SMA Xaverius Bandarlampung #Part 4 : Memandang Sunrise di Bromo, Jawa Timur

KRAKATOAID, BANDARLAMPUNG — study wisata SMA Xaverius Bandarlampung sampai di Jawa Timur, kini perjalanan dimulai ke Puncak Bromo. Pegunungan dengan sejuta pesona yang terkenal sebagai objek wisata di Jawa Timur ini memiliki kemegahan pemandangan pegunungan yang membentang di sepanjang area wisata seluas 800 kilometer persegi. Udara dingin dihiasi bukit dan hamparan pasir membuat keindahan panorama Bromo bak lukisan.

Gunung Bromo atau dalam bahasa Tengger dieja “Brama”, juga disebut Kaldera Tengger, adalah sebuah gunung berapi aktif di Jawa Timur, Indonesia. Gunung ini memiliki ketinggian 2.614 meter di atas permukaan laut dan berada dalam empat wilayah kabupaten, yakni Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Lumajang, dan Kabupaten Malang. Gunung Bromo terkenal sebagai objek wisata utama di Jawa Timur. Sebagai sebuah objek wisata, Bromo menjadi menarik karena statusnya sebagai gunung berapi yang masih aktif. Gunung Bromo termasuk dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.

Nama Bromo berasal dari nama dewa utama dalam agama Hindu, Brahma. Bagi penduduk sekitar Gunung Bromo, suku Tengger, Gunung Bromo/ Gunung Brahma dipercaya sebagai gunung suci. Setiap setahun sekali masyarakat Tengger mengadakan upacara Yadnya Kasada atau Kasodo. Upacara ini bertempat di sebuah pura yang berada di bawah kaki Gunung Bromo dan dilanjutkan ke puncak Bromo. Upacara diadakan pada tengah malam hingga dini hari setiap bulan purnama sekitar tanggal 14 atau 15 pada bulan Kasodo (kesepuluh) menurut penanggalan Jawa.

Keseruan para siswa studi wisata SMA Xaverius Bandarlampung bertualang di Bromo dimulai dengan mengendarai Tour Jeep di pagi gulita menuju puncak Bromo. Jalanan yang cenderung menanjak dan berkelok menantang adrenalin. Apalagi ditambah suasana pagi yang masih minim penerangan menambah ketegangan para penumpang. Namun, para siswa justru sangat menikmati suasana tersebut, mereka terdiri atas 6 orang per kelompok menaiki Tour Jeep yang telah disiapkan untuk menuju ke puncak Bromo. Sepanjang perjalanan bagian kanan dan kiri merupakan jurang, perjalanan pagi itu ditempuh dalam waktu sekitar 45 menit, mobil jeep yang dikendarai melaju sangat cepat karena mengejar sunrise di puncak Bromo.

BACA JUGA :  Peserta Latihan Dasar Kepemimpinan SMA Xaverius Bandarlampung Diberikan Materi Public Speaking sebagai Bekal Utama

Di puncak Bromo sudah ramai pengunjung pendaki yang telah sampai lebih dulu memenuhi tempat- tempat warung kopi, mereka menghangatkan badan dengan membuat perapian dan makan mie rebus. Suasana semakin riuh menunggu sang fajar datang, semua pengunjung siap dengan kamera masing-masing untuk mengabadikan momen indah dari karya Tuhan.

Setelah puas melihat sunrise, perjalanan dilanjutkan ke pasir berbisik. Padang pasir ini juga memiliki fenomena unik. Ketika angin bertiup, butiran-butiran pasir akan berterbangan dan terdengar seperti bisikan yang sampai ke telinga setiap orang yang melewatinya. Itulah mengapa dinamakan pasir berbisik. Kemudian kegiatan ditutup dengan makan pagi bersama dengan menu makanan yang sederhana ditemani hamparan luas pasir dan bukit.

Dewi Kristiani, S.Pd., salah satu guru pendamping studi wisata SMA Xaverius Bandarlampung kepada Krakatoa.id mengatakan bahwa makan pagi bersama ini menambah keakraban antasiswa. Keakraban semakin terjalin syahdu dengan duduk lesehan sambil bercerita satu dengan lainnya.

Lebih lanjut Dewi menyampaikan bahwa Keelokan Bromo menjadi bukti bahwa kekuatan alam menjadi bagian sangat penting dalam kehidupan manusia. Semesta akan selalu menghadirkan daya tarik yang luar biasa ketika kita menjaga dan menghargainya. Ini menjadi perjalanan yang mengesankan bagi siswa studi wisata SMA Xaverius Bandarlampung. Perjalanan wisata ini akan menjadi kenangan yang tak berujung dalam kehidupan mereka.

Bromo badanmu berdiri begitu megah,
Tak peduli ada kabut menyelimuti dalam sunyi yang meresah,
Xaverian datang tuk menyapamu dalam keindahan yang tak tergubah,
Nuansa alam merajut hadirkan keelokan dan keagungan, tiada dua.

Saat mentari terbit di ufuk sana,
Menghadirkan langit dengan warna sinar nan mulia,
Bromo, kau bawa kami tersenyum bersama pesonamu yang terpancar,
Xaverian terkesima, di bawah hamparan langit tak terbatas.

Kontributor Berita : Dewi Kristiani
Editor : Resti Hosiana