KRAKATOA.ID, LAMPUNG TIMUR — Penjabat Gubernur Lampung, Samsudin, secara simbolis memulai Gerakan Menanam Cabai di Desa Margototo, Metro Kibang, Lampung Timur, Pada Selasa, 12 November 2024. Langkah ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan produksi cabai lokal, tetapi juga sebagai upaya konkret Pemerintah Provinsi Lampung dalam mengendalikan inflasi yang kerap dipicu oleh fluktuasi harga komoditas pangan strategis seperti cabai, bawang merah, dan kopi.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi di Provinsi Lampung pada Oktober 2024 tercatat 1,94 persen, lebih tinggi dari inflasi nasional yang hanya sebesar 1,71 persen.
Pj. Gubernur Samsudin menekankan bahwa salah satu penyumbang terbesar inflasi di Lampung adalah kenaikan harga pangan, terutama cabai, yang menjadi bahan pokok di hampir setiap masakan masyarakat. Oleh karena itu, Gerakan Menanam Cabai ini merupakan upaya pemerintah untuk mengurangi ketergantungan pada pasokan cabai dari luar daerah dan memastikan pasokan cabai yang stabil di pasar lokal.
Sebagai salah satu sentra produksi cabai terbesar di Indonesia, Lampung memiliki potensi besar untuk memenuhi kebutuhan pasokan cabai secara mandiri. Namun, saat terjadi ketidakstabilan harga, harga cabai seringkali melonjak tajam, memberi dampak buruk pada daya beli masyarakat.
Pj. Gubernur Samsudin berharap gerakan ini dapat meningkatkan ketersediaan cabai sepanjang tahun, menghindari kelangkaan yang menyebabkan lonjakan harga.
“Melalui kegiatan ini, kami ingin memastikan bahwa produksi cabai tidak hanya meningkat, tetapi juga merata sepanjang tahun. Dengan begitu, harga cabai dapat dijaga agar tetap stabil, bahkan saat permintaan meningkat,” ungkap Samsudin.
Samsudin juga mengingatkan bahwa Gerakan Menanam Cabai ini bertujuan untuk mengantisipasi gejolak harga menjelang hari besar keagamaan, seperti Ramadan dan Idulfitri, ketika permintaan cabai biasanya meningkat tajam. Dengan memanfaatkan lahan-lahan kosong dan pekarangan rumah, masyarakat diharapkan dapat berpartisipasi dalam gerakan ini untuk memastikan pasokan cabai tetap terjaga dan tidak terpengaruh oleh kenaikan harga musiman.
Tidak hanya di Lampung Timur, Pj. Gubernur juga menegaskan pentingnya kolaborasi antar kabupaten/kota di Provinsi Lampung untuk menjalankan gerakan ini. Dengan memanfaatkan data dan analisis ketersediaan pangan di setiap daerah, Pemerintah Provinsi Lampung berkomitmen untuk melakukan koordinasi guna mengantisipasi potensi kekurangan pangan, khususnya cabai.
“Saya minta seluruh kepala daerah untuk bekerja sama dalam memantau dan memastikan stok pangan, terutama cabai, aman dan dapat dijangkau oleh seluruh masyarakat,” tambah Samsudin.
Gerakan ini bukan hanya soal stabilitas harga, tetapi juga soal pemberdayaan ekonomi masyarakat. Petani dan kelompok tani di Lampung Timur, yang menjadi lokasi awal kegiatan, akan diberikan dukungan dalam bentuk bibit cabai dan pelatihan untuk meningkatkan produktivitas.
Dengan semakin banyaknya masyarakat yang terlibat dalam produksi cabai, diharapkan akan tercipta peluang ekonomi baru, mengurangi ketergantungan pada pasokan luar daerah, dan meningkatkan kesejahteraan petani.
“Gerakan Tanam Cabai ini tidak hanya bertujuan untuk mengatasi masalah harga, tetapi juga untuk membangun kemandirian pangan daerah, yang berujung pada peningkatan perekonomian masyarakat secara keseluruhan,” ujar Pjs. Bupati Lampung Timur, Senen Mustakim.
Sebagai langkah pertama, sebanyak 1000 bibit cabai ditanam di lahan seluas 2500 m² di Desa Margototo, Lampung Timur. Pemerintah Provinsi Lampung juga memberikan bantuan bibit cabai kepada kelompok tani di daerah lain, termasuk Kecamatan Metro Kibang dan Way Jepara, yang masing-masing menerima puluhan ribu bibit cabai untuk ditanam. Dalam waktu dekat, gerakan ini akan diperluas ke daerah lain seperti Kabupaten Mesuji, Way Kanan, dan Tulang Bawang Barat, dengan total 320.000 bibit cabai yang akan ditanam di berbagai lokasi.
Gerakan Menanam Cabai ini juga membuka ruang untuk kerjasama antar daerah dalam mengelola kebutuhan pangan strategis. Pj. Gubernur menekankan pentingnya koordinasi antar kabupaten/kota untuk memastikan kestabilan harga dan distribusi pangan.
“Kita harus bersiap menghadapi permintaan yang tinggi selama periode tertentu. Kerja sama antar daerah sangat penting agar pasokan pangan tetap tersedia secara merata dan harga tetap terjangkau,” tutupnya.***