KRAKATOA.ID, BANDARLAMPUNG -— Kota Bandarlampung menjadi sorotan nasional dalam sepekan terakhir seiring pelaksanaan Rapat Anggota Tahunan (RAT) INKOPDIT Tahun Buku 2024. Tak hanya menjadi forum strategis koperasi kredit dari seluruh Indonesia, acara ini juga menghadirkan dampak ekonomi langsung bagi daerah yang menjadi tuan rumah.
Dipusatkan di beberapa hotel termegah di Bandarlampung, kegiatan yang diikuti sekitar 600 peserta ini menjadi momen penting bagi Lampung untuk menunjukkan kesiapan infrastruktur dan potensi ekonomi lokalnya. Ketua Puskopdit Caraka Utama, Andreas Muhi Pukai, menyebut pemilihan Lampung bukanlah keputusan mendadak, melainkan hasil pertimbangan panjang.
“Sudah lama Lampung masuk radar kami. Tapi baru tahun ini fasilitasnya benar-benar siap. Hotel-hotel di sini kini punya ballroom besar dan ruang kelas paralel yang sesuai kebutuhan kegiatan nasional,” kata Andreas saat ditemui usai acara pembukaan, di Grand Mercure Lampung, Kamis (26/11/2025).
Lebih dari sekadar rapat tahunan, rangkaian kegiatan yang berlangsung selama beberapa hari ini mencakup seminar nasional, workshop tematik, sesi diskusi terfokus, hingga kunjungan lapangan ke delapan koperasi primer di Lampung. Kegiatan ini tidak hanya memberi nilai tambah bagi peserta, tetapi juga memutar roda ekonomi lokal.
“Peserta dari seluruh Indonesia ini tidak hanya belajar, tapi juga tinggal, makan, dan belanja di Lampung. Ini bentuk nyata dukungan ekonomi berbasis solidaritas koperasi,” tambah Andreas.
Pemerintah daerah pun menyambut positif gelaran nasional ini. Selain memacu sektor jasa seperti perhotelan dan transportasi, kegiatan ini juga menjadi etalase bagi praktik-praktik koperasi unggulan di Lampung.
Peserta dijadwalkan mengunjungi koperasi primer di berbagai wilayah untuk belajar langsung dari lapangan. “Praktik nyata lebih mengena. Mereka bisa melihat langsung bagaimana koperasi di Lampung mengelola dana, melayani anggota, hingga membangun bisnis produktif,” jelas Andreas.
Tak hanya itu, panitia juga mengagendakan kunjungan wisata dan belanja ke pasar dan sentra UMKM lokal. Ini menjadi bagian dari pendekatan koperasi yang inklusif dan berdampak luas.
Dalam setiap sesinya, peserta diingatkan akan satu hal penting: tanggung jawab moral terhadap koperasi yang mengutus mereka. “Semua biaya ditanggung koperasi, bukan pribadi. Maka setiap peserta harus bertanggung jawab, karena uang itu milik rakyat kecil,” pungkas Andreas.***