KRAKATOA.ID, JAKARTA — Dua bulan lalu, Nuralwala Pusat Kajian Akhlak dan Tasawuf menggelar program Bincang Santai dengan sosok muda inspiratif, Eddy Aqdhiwijaya. Sebagai ketua Yayasan Islam Cinta Indonesia, Eddy telah mencuri perhatian banyak orang melalui dedikasinya pada filantropi, terutama di kalangan generasi muda.
Di tengah tantangan pandemi Covid-19, Eddy berhasil menggerakkan banyak anak muda untuk berkontribusi dalam kegiatan filantropi. Ia menjelaskan bahwa banyak yang keliru memahami filantropi sebagai kegiatan eksklusif yang hanya bisa dilakukan oleh orang kaya. “Filantropi itu sederhana; bisa berupa waktu, tenaga, dan kemampuan kita,” ujarnya saat dihubungi Krakatoa.id, Sabtu (28/9/2024).
Dalam wawancara tersebut, Eddy menekankan pentingnya penyebaran ajaran agama yang penuh cinta. “Agama itu menenangkan, bukan menegangkan. Kita perlu mendidik generasi muda dengan cara kreatif dan adaptif,” tambahnya.
Beberapa kutipan menarik dari Eddy mencerminkan prinsipnya yang mendalam tentang cinta dan kebijaksanaan: “Cinta adalah kunci dan menjadi prinsip dalam Al Quran”, “Kita punya dua telinga dan satu mulut, itu tandanya agar kita lebih banyak mendengar ketimbang berbicara”, dan “Cinta itu kekuatan! Ini menjadi bekal kehidupan bagi generasi muda yang powerful dan impactful.”
Eddy juga mengajak generasi muda untuk memahami bahwa setiap tantangan membawa peluang. “Firman Allah, ‘balasan kebaikan itu adalah kebaikan’ adalah janji yang harus kita pegang,” tegasnya.
Dengan semangat jihad Islam Cinta, Eddy Aqdhiwijaya berkomitmen untuk menyebarkan ajaran cinta dalam Islam. “Kita perlu belajar dari anak-anak, karena mereka mengajarkan kita tentang kejujuran dan pemaafan,” tutupnya.
Melalui inisiatifnya, Eddy tidak hanya menginspirasi, tetapi juga membuktikan bahwa cinta dan kepedulian dapat menjadi kekuatan besar bagi perubahan positif di masyarakat.***